Pengurus Masjid juga tidak kondusif dalam memakmurkan masjid. Jarak antara adzan dan qamat cuma 5 menit. Jauh beda dgn di Mekkah yg 15-30 menit jadi saat dengar Adzan, masih sempat jama’ah. Kalau di Indonesia sdh ketinggalan.
Coba bayangkan, jika waktu perjalanan dari rumah ke masjid berikut cari shaf tempat shalatnya 7 menit, lama antri wudlu hingga selesai 4 menit, dan shalat tahiyatul masjid/qobliyah 5 menit, paling tidak kan perlu 16 menit. Jadi kalau 5 menit itu jarak antara Adzan dan Iqomah terlalu pendek.
Saat shalat Subuh dan Jum’at bahkan Nabi memakai 2 Adzan agar orang-orang tidak terlambat ke masjid.
Mau tunggu waktu sambil tiduran juga ditulis dilarang tidur. Jadi terpaksa keluar masjid. Kalau di Masjidl Haram dan di Masjid Nabawi dibolehkan selama tidak mengganggu orang shalat. Dan waktu shalat, harus shalat. Zaman Nabi bahkan ada sahabat yang bukan cuma tidur di masjid seperti Ali ra, tapi juga Ahli Suffah yang tinggal di Suffah (Bagian dari Masjid) seperti Abu Hurairah, Abu Dzar, dsb. Para Ahli Suffah ini karena tinggal di masjid justru mendengar semua ceramah Nabi dan tempat bertanya tentang agama Islam.
Anak2 kecil pun kadang dilarang masuk masjid, jadi sejak kecil ummat Islam sudah dijauhkan dari masjid oleh beberapa pengurus masjid yang (maaf) jahil. Padahal di Masjidil Haram dan Masjidil Aqsha dibolehkan. Zaman Nabi, bahkan Nabi saat shalat sempat diganduli oleh cucu-cucunya. Nabi juga kerap mempersingkat shalat jama’ah agar ibu-ibu bisa mengasuh anak-anaknya yang rewel dan menangis.
Dari Abu Qatadah yaitu al-Harits bin Rib’i r.a. katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda: “Sesungguhnya saya berdiri untuk bershalat dan saya bermaksud hendak memperpanjangkannya, kemudian saya mendengar tangisnya seorang anak kecil, lalu saya peringankan shalatku itu karena saya tidak suka membuat kesukaran kepada ibunya.” (Riwayat Bukhari)
Harusnya tiru manajemen masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Di Masjidil Haram, jema’ah shalat Tarawih, Tahajjud, dan Witir bisa membludak keluar masjid sampai 2 kilometer!
Di bawah status Pak Dwiyono seorang pembimbing Haji dan Umrah asal Indonesia yang tinggal di Mekkah:
SUBHANALLAH… JAMAAH TARAWEH, TAHAJJUD DAN WITIR DI MASJID AL-HARAM MEMBLUDAK SAMPAI 1 km. Apalagi nanti malam, malam 27 Ramadhan Mubaraq. Pastinya kalau ingin dapat tempat didalam Masjid, Habis Maghrib jangan beranjak dari tempat sholat, kalau tidak maka dapat tempat 2km dari Masjid Al-Haram.
PERKIRAAN MALAM 27 TARAWEH NANTI MALAM,
SHAF SHALAT
SHAF SHALAT
1. ARAH SELATAN 2KM. JEMBATAN MISFALAH.
2. ARAH UTARA 2KM. SAMPAI BIR-TUWA JARWAL.
3. ARAH BARAT 2KM. MASJID BIN-LADIN HAFAER.
4. ARAH TIMUR 2KM. PEKUBURAN MA’LAH SULAIMANIYAH.
Maka para jamaah i’tikaf dan para mukimin… hendanya bawa sajadah dan 1 jam sebelumnya sudah dalam masjid. Semoga semua mendapatkan malam Lailatul-Qadar, amien…
(media-islam.or.id)