Wahai saudaraku sesama muslim yang sedang sakit…
Wahai saudaraku yang terbaring lemas di atas ranjang putih karena terpaksa…
Wahai saudaraku yang sedang kehilangan kesehatan serta diharamkan menikmati rasanya afi’at…
Assalaamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakaatuhu
Waba’du….
Salah satu bentuk nikmat yang dianugerahkan Allah kepada hamba-hamba-Nya adalah nikmat keselamatan, afiat dan kesehatan. Nikmat tersebut laksana mahkota raja di atas kepalanya, yang tidak dapat dirasakan kecuali oleh mereka yang sedang sakit yang terbaring lemas, merana dan merintih di atas ranjang-ranjang putih. Mereka merasakan kepedihan hati (karena sakit) siang dan malam. Mereka semua berada di bawah naungan kasih sayang Allah. Kemudian juga dalam pengawasan para perawat serta dokter. Mereka tidak memiliki kekuatan ataupun siasat cerdik untuk keluar dari kondisi tersebut, kecuali dengan kemurahan dan rahmat Allah.
Dari itulah, saya merasa berkewajiban menulis surat ini, kepada saudara-saudaraku yang sedang sakit, semoga itu menjadi semacam penghibur serta bukti ikut merasakan penderitaan mereka. Dan semoga kata-kata yang ada di dalamnya mampu berfungsi sebagai peringan rasa sakit yang mereka derita. Lebih dari itu, semoga menjadi peringatan bagi kita semua dengan anugerah Allah dan rahmat-Nya. Dengan memohon pertolongan hanya kepada-Nya saya katakan:
Wahai saudaraku, yang engkau mengetahui, bahwa tiada sesuatupun yang menimpamu kecuali merupakan takdir Allah…
Berbaik sangkalah kepada-Nya sehingga rasa sakit yang menimpamu terasa ringan adanya. Sesungguhnya Allah Mahasayang terhadap hamba-hamba-Nya. Ingatlah selalu firman Allah yang terdapat dalam Hadist Qudsi, “Aku tergantung persangkaan hamba-Ku terhadap-Ku. Jika baik, maka baiklah adanya. Dan jika buruk, maka buruklah adanya.” (HR. Ahmad, Ath-Thabrani dan Ibnu Hibban).
Ketahuilah, jika engkau berbaik sangka kepada Allah, engkau akan merasa ridha dan rasa sakitmu menjadi ringan, sebab engkau yakin sepenuhnya bahwa Allah tidak menakdirkan kecuali kebaikan. Engkau juga sepenuhnya meyakini bahwa Dzat yang menimpakan sakit kepadamu tiada lain kecuali sang Maha Pengasih di antara mereka yang mengasihi, yang mana Dia lebih bersifat kasih sayang kepada makhluk-Nya ketimbang seorang ibu terhadap sang anak.
Wahai engkau yang sedang diuji kesehatan dan ‘afiatmu…
Panjatkanlah pujian kepada Allah Ta’ala, bahwa penyakit serta bala yang menimpamu tidak ditimpakan dalam agamamu. Sebab musibah dalam agama merupakan kerugian besar lagi nyata. Dan hindarilah -semoga Allah memaafkanmu- sikap selalu mengeluh, tidak terima, serta perasaan dongkol atas takdir Allah. Sebab hal itu merupakan perilaku yang tidak sepatutnya dilakukan oleh seorang muslim. Salah seorang ulama salaf pernah berkata, “Tidak satupun musibah yang menimpaku, kecuali aku memuji Allah atasnya, karena empat hal:
Pertama, Allah tidak menjadikan musibah tersebut dalam agamaku;
Kedua, Dia menganugerahiku sikap sabar terhadapnya;
Ketiga, Dia tidak menjadikanya lebih besar;
Keempat, Dia menganugerahiku sikap kembali kepada-Nya saat musibah itu ada.”
Wahai, saudaraku… yang engkau mengharap rahmat dan anugerah-Nya…
Janganlah engkau lupa, bahwa sakit menjadi penghapus dosa-dosa dan kesalahan -dengan izin Allah-. Rasulullah pernah bersabda, “Tiadalah kepayahan, penyakit, kesusahan, kepedihan dan kesedihan yang menimpa seorang muslim hingga duri di jalan yang mengenainya, kecuali Allah menghapus dengannya kesalahan-kesalahannya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Maka bergembiralah, wahai saudaraku yang sedang sakit… karena kasih sayang serta rahmat Allah yang masih dikaruniakan kepadamu. Dan ketahuilah -semoga engkau lekas sembuh- bahwa musibah yang menimpamu lebih ringan jika dibanding dengan musibah yang menimpa selainmu. Di luar sana banyak orang yang ditimpa penyakit lebih parah dan lebih serius dari yang menimpamu. Salah seorang penyair pernah berkata, “Dalam setiap rumah pasti ada ujian dan cobaan. Bisa jadi yang menimpa rumahmu adalah jenis cobaan paling ringan (jika engkau mampu mensyukurinya).
Wahai orang yang sedang dilingkupi dan diliputi pelbagai rasa sakit…
Ikhlaskanlah seluruh bentuk penyakit yang menimpamu karena Allah. Sebab kemungkinan besar hal itu telah ditakdirkan Allah sebagai sarana pengangkat derajatmu di akhirat kelak. Tentu jika engkau mampu bersabar dan benar-benar mengharap balasan Allah karenanya. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam pernah bersabda, “Barangsiapa yang Allah menghendaki kebaikan atasnya, maka Dia akan menguji dan menimpakan musibah kepadanya.” (HR. Al-Bukhari). Pun hal itu bisa jadi merupakan ujian dan cobaan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Seorang mukmin pasti akan diuji oleh Allah. Sebagaimana firman-Nya,
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang orang yang sabar”. (QS. Al Baqarah: 155 ). Juga karena Rasul Shalallahu ‘alaihi wa Sallam pernah bersabda, “Sesungguhnya besarnya pahala (balasan) sangat ditentukan oleh besarnya cobaan. Dan sekiranya Allah mencintai suatau kaum, Dia menguji dan memberikan cobaan kepada mereka.” (HR. Imam At-Tirmidzi, Ath-Thayalisi dan Al-Baihaqi).
Keharusanmu –wahai saudaraku yang ditimpa sakit– adalah bersabar dan mengharap pahala atas apa yang menimpamu. Engkau hendaknya ridha sebagai bentuk aplikasi dari sabda Rasul Shalallahu ‘alaihi wa Sallam, “Barangsiapa ridha atas cobaanya, maka dia berhak mendapat ridla Allah. Barangsiapa marah (atas cobaan yang menimpanya) maka murka Allah akan selalu menyertainya.” (HR. Imam At-Tirmidzi, dihasankan olehnya).
Salah seorang penyair pernah berkata:
Jika takdir diberlakukan padamu sebagai suatu perkara
Terimalah dengan jiwa lapang, apa yang dilakukan takdir
Setiap suatu yang berat pasti ada jalan keluarnya
Dan setiap cobaan pasti ada batas akhirnya
Berlindunglah kepada Allah, Dia akan menghindarkanmu dari segala keburukan
Sesungguhnya Allah melakukan segala apa yang dikehendaki-Nya
Wahai engkau yang berupaya mencari kesembuhan dan mengejar afiat…
Tidak syak, bahwa engkau mencari segala jenis obat yang mungkin bisa mengobati dan menyembuhkan seluruh penyakit yang menjangkitimu. Hal tersebut memang disyari’atkan dan diperintahkan oleh agama, dengan catatan obat tersebut bukan sesuatu yang haram atau yang dilarang menurut syari’at. Sebab Rasul Shalallahu ‘alaihi wa Sallam pernah bersabda, “Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menciptakan penyakit berikut obatnya, maka berobatlah. Dan janganlah kalian berobat dengan sesuatu yang haram.” (HR. Ath-Thabrani)
Jika cara penyembuhan serta obat yang dipakai adalah sesuatu yang diperbolehkan oleh syari’at, maka hal itu boleh menurut kaca mata syari’at. Akan tetapi bila yang terjadi sebaliknya, misalnya dengan jalan sihir, perantara dukun, mantra-mantra dan sejenisnya yang diharamkan Allah, maka hal itu sama sekali tidak boleh. Sebab di dalamnya terkandung unsur penipuan, kedustaan, tipu daya, keburukan, kerusakan dan memakan harta manusia dengan cara batil, di samping hal itu juga merusak akidah seorang muslim. Kita berlindung kepada Allah, agar terbebas darinya. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam pernah bersabda, “Barangsiapa mendatangi dukun atau tukang ramal, kemudian ia membenarkan ucapanya, maka ia telah kafir kepada apa yang telah diturunkan kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa Sallam.” (HR. Imam Ahmad dan Al Hakim dari shahabat Abu Hurairah)
Wahai saudaraku yang sedang kehilangan rasa sehat…
Janganlah memperbanyak ratapan, rintihan dan keluh kesah. Sebab para salafus salih memakruhkan dan tidak menyukai sikap seperti itu. Sebab hal itu menunjukkan sifat lemah dan tidak sabar. Hendaknya engkau memperbanyak dzikir, tasbih, takbir dan tahlil. Berupayalah selalu -semoga Allah menyembuhkanmu- melakukan istighfar dan taqarrub kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebab itu merupakan jalan keluar bagi hamba dari penyakit serta kesedihan yang sedang menimpanya. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam pernah bersabda, “Barangsiapa membiasakan Istighfar, Allah akan memberikan baginya jalan keluar dari setiap kesempitanya, menganugerahinya jalan penyelesaian atas kesedihanya dan akan memberinya rezeki dari arah yang ia tidak sangka-sangka.” (HR. Imam Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Al-Hakim dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma).
Saudaraku sesama muslim yang sedang sakit…
Perbanyaklah doa yang tulus serta permintaan kesembuhan yang tiada henti. Sebab Allah menyukai permintaan-permintaan hamba-Nya. Dan manakala Dia melihat adanya kesungguhan, keikhlasan serta kejujuran hamba-Nya, niscaya Dia mengabulkan permintaanya dan mewujudkan harapan harapannya juga akan menghilangkan segala yang ia derita dengan sifat qudrah-Nya, Ke-Maha Keperkasaan-Nya, dan Ke Mahasucian-Nya.
Wahai engkau yang sedang sedih dan rasa sakitmu selalu bertambah…
Jauhilah olehmu terjebak dalam perangkap dan tipu daya setan, sebagaimana yang ia lakukan kepada sebagian orang yang sedang sakit. Yang mana mereka mengira bahwa jalan menuju ringanya rasa sakit, melupakan penyakit yang sedang diderita serta menghibur diri darinya adalah dengan jalan mendengar musik, menikmati lagu-lagu yang diharamkan, menyibukkan diri dengan acara-acara TV yang tidak bermoral atau dengan menyaksikan film-film yang tidak mendidik, yang pada hakikatnya hal itu merupakan jenis penyakit yang serius lagi membahayakan. Hendaknya engkau -semoga Allah memberkahimu- memperbanyak tilawah dan telaah Al-Qur`an, memperbanyak dan menyibukkan diri dengan membaca dan menelaah buku-buku yang bermanfaat. Jika hal itu tidak mampu Anda lakukan, maka di sana tersedia berbagai kaset Islami yang Anda bisa dengarkan dan simak. Terdapat bacaan-bacaan Al-Qur`an, ceramah-ceramah bermanfaat, khutbah-khutbah bermutu serta pelajaran pelajaran berharga yang bisa menghabiskan dan mengisi waktu longgarmu sehingga dapat memperingan dan melupakan rasa sakit yang menimpamu. Di samping hal itu sangat bermanfaat juga mendatangkan banyak pahala bagimu -Insya Allah-.
Wahai saudaraku yang bersabar atas sakit yang menimpamu serta mengikhlaskanya karena mengharap pahala dari Allah…
Ketahuilah, bahwa penyakit yang menimpamu adalah lebih baik bagimu -Insya Allah-. Sebab hal itu mengandung pahala besar serta balasan yang agung. Diriwayatkan dari Shuhaib Radhiyallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Sungguh mengagumkan perkara seorang mukmin. Sesungguhnya seluruh perkaranya adalah baik. Hal itu tidak dimiliki oleh siapapun kecuali orang beriman. Jika dianugerahi perkara yang membahagiakan ia bersyukur, dan itu lebih baik baginya. Jika ditimpa perkara yang merugikannya (kesulitan ataupun lainya) ia bersabar, dan itu lebih baik baginya”. (HR. Muslim)
Tidak hanya itu. Bahkan termasuk kemurahan Allah terhadapmu, Dia memberikan pahala dan balasan atas amal-amal shalih (yang selama sakit engkau tidak dapat melakukanya) akan tetapi engkau selalu melakukanya sebelum sakit. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Jika salah seorang kalian sakit atau bepergian, Allah menulis baginya pahala sebagaimana ketika ia melakukan amal tersebut di saat sebelum sakit atau ketika mukim.” (HR. Imam Al-Bukhari dari sahabat Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu)
Wahai orang yang sedang diuji Allah dengan penderitaan yang tiada seorangpun mampu menghilangkanya kecuali Dia yang Maha Suci….
Jauhilah olehmu sikap putus asa dan pesimisme terhadap rahmat Allah. Sebab hal itu berlawanan dengan petunjuk Islam. Janganlah sekali-kali berharap ajal segera tiba, tatkala penyakitmu bertambah berat dan bertambah keras atau engkau tidak segera sembuh. Sungguh hal itu tidak boleh, sebab Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah bersabda, “Janganlah sekali-kali seorang dari kalian berharap mati karena kesempitan atau kemalangan yang menimpanya. Jika dengan terpaksa ia berharap, maka hendaklah ia mengucap, ‘Ya Allah, hidupkanlah aku sekiranya hal itu lebih baik bagiku, dan matikanlah aku, sekiranya hal itu lebih baik bagiku’.” (HR. Imam Ahmad, Al-Bukhari dan Muslim dari sahabat Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu)
Jangan engkau mengira -semoga Allah memberimu kesembuhan- bahwa dalam kematian, engkau menemukan ketenangan dan bebas dari rasa sakit. Sebab penyakit, bisa jadi menjadi sebab bertambahnya kebaikan dan berlipatgandanya pahala sementara engkau tidak mengetahuinya. Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah bersabda, “Janganlah salah seorang dari kalian mengharap kematian, jika ia orang baik bisa jadi kebaikanya akan bertambah (karena sakit), atau jika ia orang jahat, bisa jadi ia akan diampuni.” (HR. Imam Ahmad, Al-Bukhari dan Imam An-Nasa’i dari sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu’ Anhu)
Wahai orang yang terhalangi dari bepergian menuju rumah-rumah Allah di muka bumi karena sakit…
Janganlah sekali-kali engkau meninggalkan ataupun meremehkan shalat di saat engkau sakit sehingga melaksanakannya tidak tepat pada waktunya. Sebab hal itu adalah dosa besar serta perkara serius dan membahayakan. Sengaja meninggalkan shalat adalah prilaku kekafiran -Kita berlindung kepada Allah darinya- sebagaimana hal itu difatwakan oleh para ulama. Di samping bahwa sikap menyepelekan dan meremehkan penunaian shalat merupakan dosa besar, pelakunya berada di jurang bahaya besar. Maka hendaknya -semoga Allah menguatkan kita bersama- menjaga pelaksanaan shalat tepat pada waktunya, baik shalat dengan cara duduk, berdiri, berbaring miring, berbaring terlentang dengan wajah ke atas atau sesuai kemampuanmu.
Tidak cukup ini saja, bahkan hendaknya engkau juga memperingatkan orang-orang sakit di sekitarmu tentang keagungan dan pentingnya shalat juga urgensitas penunaianya tepat pada waktunya. Terlebih mereka yang sakit adalah lebih menghajatkan kepada jenis ibadah ini (shalat) dalam kondisi yang seperti itu.
Sebagai penutup…
Saya memohon kepada Allah agar melimpahkan kesehatan dan ‘afiat kepada saya juga kalian semua umumnya. Dan semoga Dia menganugerahi kita semua kesehatan dan keselamatan dari berbagai jenis penyakit baik jenis lahir ataupun batin. Di samping itu saya juga memohon kepada Allah agar kita semua digolongkan menjadi orang yang jika diberi nikmat mampu mensyukuri, jika diuji dapat bersabar, dan jika berbuat dosa dan kesalahan segera meminta ampunan. Sebagaimana saya juga memohon kepada-Nya bagi mereka yang sedang diuji semoga diberikan kesembuhan dan yang sakit semoga segera sehat dan semoga Dia merahmati si mayit dari kalangan kaum muslimin. Sesungguhnya Dialah yang Mahakuasa atas itu semua, dan shalawat serta salam semoga terlimpah kepada Rasul Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam keluarga beserta para shahabatnya…
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuhu