Jumat, 11 November 2011

Keutamaan Basmallah


Bismillah, alhamdulillah wa shalaatu wassalaam ‘ala rasuulillah wa ‘ala aalihi wa man tabi’ahu bi ihsan ila yaumiddin.
Seuntai kalimat yang sangat mulia, begitu mudah dilafalkan serta mendatangkan keberkahan. Dengan basmalah Allah Ta’ala membuka kitabnya yang mulia, dengan basmalah pula pembuka surat Nabi Sulaiman kepada Bilqis, dan dengan basmalah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam membuka surat-suratnya kepada para raja untuk mengajak mereka melakukan penghambaan diri hanya kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Dengan membaca basmallah semoga Allah melimpahkan kepada kita keberkahnnya serta melindungi kita dari keburukan setan.
Keutamaan Basmalah
  1. Membacanya dapat membuat setan menjadi kecil
  2. Imam Ahmad bin Hanbal dalam musnadnya meriwayatkan dari seseorang yang dibonceng oleh Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam, ia berkata,
    “Tunggangan Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam tergelincir, maka aku katakan: ‘Celaka setan.’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Janganlah engkau mengucapkan ‘celakalah setan.’ Karena jika engkau mengucapkannya, maka ia akan membesar dan berkata: ‘dengan kekuatanku, aku jatuhkan dia.’ Jika engkau mengucapkan bismillah, maka ia akan menjadi kecil hingga seperti seekor lalat.’”(HR. Ahmad, Abu Daud dan dishahihkan Al-Albani)
    Ini merupakan berkah dari ucapan “Bismillah “
  3. Disunnahkan membaca basmalah sebelum memulai pekerjaan.
  4. Oleh karena itu disunnahkan membaca basmalah pada awal setiap ucapan maupun perbuatan. Disunnahkan juga membacanya pada awal khuthbah. Dan disunnahkan juga membaca basmalah sebelum masuk kamar mandi.
  5. Tidak sempurna wudhu sebelum membaca basmalah
  6. Berdasarkan hadist dalam musnad Imam Ahmad dan juga dalam kitab Sunan dari riwayat Abu Huraira, Sai’id bin Zaid dan Abu Sa’id radhiyallahu ‘anhum. Secara marfu’, Rasulullahshalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
    “Tidak sah wudhu seseorang yang tidak menyebut nama Allah Ta’ala (mengucap basmalah)” (HR. Ahmad, Abu Daud, Ibn Majah, dan dishahihkan al-Albani)
  7. Membaca Basmalah sebelum jima’ kelak anaknya akan dijauhkan dari gangguan setan.
  8. Berdasarkan hadist dalam kitab Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim, dari Ibn ‘Abbasradhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
    “Seandainya salah seorang dari kalian hendak mencampuri istrinya ia membaca : ‘Bismillah allahumma janibnasy syaithaana wa janibisy syaithaana maa razaqtanaa (dengan menyebut nama Allah, jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan dari apa yang Engkau anugrahkan kepada kami),’ maka jika Allah menaqdirkan lahirnya anak maka anak itu tidak akan diganggu oleh setan selamanya.”
  9. Menjauhkan rumah dari setan.
  10. Dari Jabir radhyallahu ‘anhu berkata, saya mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
    “Jika seseorang masuk kedalam rumahnya lalu ia menyebut asma Allah Ta’ala saat ia masuk dan saat ia makan, maka setan berkata kepada teman-temannya, ‘ tidak ada tempat bermalam bagi kalian dan tidak ada makan malam.’ Dan jika ia masuk, tanpa menyebut asma Allah Ta’ala saat hendak masuk rumahnya berkatalah syaithan: ‘kalian mendapatkan tempat bermalam, dan apa bila dia tidak menyebut nama Allah ketika hendak makan,maka setan berkata : ‘ kalian mendapatkan tempat bermalam dan makan malam.’” (Muttafaqun ‘alaih)

Belajar Ilmu Lidah

Lidah, benda sederhana yang merupakan bagian tubuh kita sebagai karunia Allah ini, ternyata menyimpan banyak kegunaan dan resiko. Dia bisa membawa kebaikan dan atau malah sebaliknya menjerumuskan seseorang, bahkan sejauh jauhnya. Susunan alfabet yang sederhana dari sebuah kata yang dihasilkan lidah kita, memiliki daya pengaruh yang bisa berdampak negatif jika tidak dirangkai secara bijaksana.

Seni mendidik lidah, benar benar memberikan efek luar biasa, salah satunya dalam kehidupan berumah tangga. Keharmonisan dan kesejukan suasana didalamnya ada kaitannya erat dengan hal yang bernama lidah. Kemampuan pasangan menghadirkan kata kata yang menyejukkan dan meneduhkan akan tentu saja membawa kedamaian didalam rumah. Dan sebaliknya, kealpaan kita menjaga dan menahan lisan dari mengeluarkan kata kata yang menyakitkan akan membawa dampak yang sangat tidak ringan. Mungkin diawalnya tidaklah terlalu terasa, namun seiring dengan waktu, jika kebiasaan buruk ini tetap di "jaga" maka bom waktu itu akan setiap saat meledak dan menghancurkan rumah tangga.

Siapa suami yang tidak ingin disuguhi kata kata yang halus dan penuh pengertian dari para istri istri mereka. Walaupun tidak ada makanan yang terhidang, walaupun kehidupan tidak selalulah berjalan sesuai dengan impian dan keinginan, namun kemampuan istri mendidik lidah mereka dengan baik, akan membawa semangat bagi para suami untuk lebih memberikan yang terbaik yang mereka mampu demi keluarga.

Pun demikian dengan para istri. siapapun dan dimanapun istri, tidak akan pernah berharap seorang suami yang kasar yang selalu menyakiti dan meremehkan mereka melalui kata katanya.

Kata kata yang baik yang terucap dari mulut kita dan kita ucapkan berulang-ulang, akan menyatu dengan diri kita. Apabila kata sudah menyatu dengan pikiran dan hati, maka hal itu akan memunculkan keajaiban-keajaiban. Tapi semua ini hanya berlaku bagi yang mengucapkan dengan sepenuh hati demi membahagiakan dan mendamaikan pasangan kita.

Poros dari semua kejadian ini tentu fatwa dari hati manusia tersebut, Karena ibarat teko, dia hanya akan menguarkan isi asli didalamnya. Oleh karena itu, menjaga hati, tidaklah kalah penting dari semua itu. Hal ini dapat dilakukan salah satunya dengan memelihara diri. Jika hati kita akan terbiasa untuk memelihara diri dari godaan-godaan untuk mengeluarkan kata-kata yang tidak bermanfaat, maka sebenarnya kata-kata yang kita ungkapkan
memiliki makna yang akan masuk ke dalam pikiran kita.

 Pikiran akan memberikan gambaran atas kata yang kita ucapkan. Ketika kita mengucapkan kalimat yang baik dan penuh kasih,maka lambat laun kita pun akan tertuntun untuk menjadi pribadi yang mengasihi. Dan jika hal itu selalu kita jaga untuk terus menerus kita lakukan, niscaya kebahagiaan dan kedamaian akan selalu menghiasi rumah tangga kita.

Nikmatnya Bersahabat Dengan Kesendirian

Hingar bingar dunia seringkali melenakan manusia. Keindahannya dibalut dalam keramaian yang penuh dengan kepentingan. Bagi yang tiada terbiasa, begitu kesendirian itu tiba, sejenak mereka akan merasa terpojok pada keadaan yang sangat menjemukan. Tapi justru sebenarnya disanalah nikmat itu berada. Kasih sayang Allah menanti kita untuk mendekat. Semua tergantung kepada keputusan diri kita untuk menyambutnya atau tidak.

Bahkan batinpun butuh istirahat, butuh nutrisi lebih untuk menahkodai langkah kita selalu menuju jalan yang benar. Mereka butuh sejenak, untuk mereview laporan kebaikan dan kebandelan kita sebagai "anak buahnya", kepada Allah SWT. Ternyata kesendirian membawa nikmat bagi hati hati yang merasa tiada pernah sendiri.

Ternyata kesedirian tak selamanya mematikan. Tanyalah kepada para pecinta malam yang terhanyut dalam sholat dan keintiman dengan Robb mereka. Betapa nikmatnya karunia sebuah air mata itu. Air mata penyesalan dan permohonan keampunan atas dosa dan kekhilafan.

Ternyata kesendirian tak selamanya menyakitkan. Tanyakan saja kepada para "penyalur" rezeki. Mereka memilih untuk hanya memberi tahu diri mereka sendiri, atas apa yang mereka berikan kepada orang lain. Tak perlu beramai ramai apalagi dengan pengumuman. mereka melakukan sesuatu untuk hanya diketahui oleh yang maha mengetahui.

Ternyata kesendirian adalah menyelamatkan. Tanyakan saja pada para manusia penyimpan aib sodara mereka. tiada waktu lebih untuk mencela kesalahan manusia lain. yang ada adalah belajar dari kesalahan mereka dan terus memperbaiki diri sendiri.

Ternyata Kasih sayang Allah SWT itu unik untuk disampaikan.

Dalam kesendirian Allah SWT memberi jeda waktu untuk penyegaran nurani dan "benafas" kembali diri kita dalam pertemuan hangat dengannya, sebelum kita memulai langkah baru menghadapi tantangan dunia.

Ternyata Kasih sayang Allah SWT itu unik untuk direnungkan.

Dalam kesendirian kita diajarkan menjadi sahabat bagi diri sendiri. Dan hal itu adalah memang yang paling masuk akal. Bukan tak boleh meminta bantuan kepada sesama, tapi akan lebih baik jika kita mengharuskan berdiri dengan kaki sendiri. dan dikala terjatuhpun, kita harus mampu membangkitkan diri.

Mencoba ramah pada kesendirian, mungkin akan lebih baik dan berarti. Ya, akan lebih berarti disaat keadaan dan dunia tak bersahabat dengan kita. Berusaha menjadi sahabat terbaik bagi diri sendiri entah dalam keramaian ataupun kesendirian adalah sebuah anugrah. Karena kita sendirilah pemeran utamanya, pemimpin dari diri sendiri dan yang paling mengerti isi hati.

Ternyata kesendirian membawa nikmat bagi hati hati yang merasa tiada pernah sendiri. Karena mereka percaya bahwa Allah selalu menemani.

Menjaga Aib Suami

Manusia tidak ada yang sempurna.Begitupun dalam keseharian suami istri,pastilah banyak kekurangan disana sini.

Ketika seseorang telah menikah, maka istri dan suami telah menjadi satu bagian. Mereka bagaikan pakaian bagi satu sama lain. Dan fungsi utama pakaian adalah menutup aurat. Artinya, masing-masing suami istri harus berusaha menutupi aib pasangannya, dan pantang mengungkapkannya kepada orang lain, meski keluarga sendiri.

Namun sering kita jumpai realita menyedihkan di luar sana. Banyak kaum wanita ibu-ibu bergunjing membicarakan aib cacat atau cela yg ada pada suami mereka tanpa perasaan sungkan ataupun canggung. Bahkan di mata mereka hal tersebut terbilang remeh ringan dan begitu gampang meluncur dari lisan.

Obrolan-obrolan vulgar yang menyangkut masalah kekurangan pada suaminya ketika melakukan hubungan badan dibuka secara blak-blakan. Mereka membeberkan masalah hubungan seksual sambil tertawa-tawa. Ketika asyik membicarakan kekurangan suami seakan lupa dgn diri sendiri. Seolah diri sendiri sempurna tiada cacat dan cela.

Pernahkah kita sejenak mengingat pesan Rasulullah SAW, berikut ini,

“Dari Abu Sa’id al-Kudriy, IA berkata, Rasulullah saw bersabda : “Sesungguhnya manusia yang paling jelek kedudukannya di Hari kiamat adalah seorang laki-laki (suami) yang bercampur (bersetubuh) dengan istrinya, kemudian membeberkan rahasia (istri)-nya tersebut.” (HR. Muslim)


Manusia penuh dengan kekhilafan, begitupun sang suami. Sebaik baiknya beliau, pastilah mempunyai kekurangan, aib, cacat dan cela. Akan lebih baik jika kita menyimpan rapat rapat semua itu, dan menyibukkan diri ini utk memeriksa dan menghitung dan memperbaiki aib kita sendiri. Insyaallah hal itu sudah menghabiskan waktu tanpa sempat memikirkan dan mencari tahu apalagi membeberkan kekurangannya. Lagi pula orang yg suka mencari-cari kesalahan orang lain utk dikupas dan dibicarakan atau diceritakan di hadapan manusia Allah Subhanahu wa Ta’ala akan membalas dgn membongkar aib walaupun ia berada di dlm rumahnya.

Perkuatlah prinsip bahwa suami adalah separo dari kita, menceritakan kekurangannya sama seperti menelanjangi diri kita sendiri. Perbuatan seperti ini selain tdk pantas menurut perasaan dan akal sehat kita, ternyata syariat yg mulia pun mengharamkan.Ingatlah, Siapa yg menutup aib seorang muslim yg demikian keadaan Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menutup aib di dunia dan kelak di akhirat.

Wahai Anakku, Islam Menjaga Hakmu..

Wahai anakku,

Allah telah mentakdirkanmu mereguk manisnya beriman dalam Islam.

Selama engkau menjaga aqidahmu, kemanapun engkau pergi,

Allah senantiasa menjaga dan melindungi dari segala hal yang menudlaratkanmu,

Allah telah dan akan menjaga hakmu selama engkau pun menjaga hak-Nya untuk tidak menjadikan selain Dia sekutu bagi-Nya.

Dia telah memberikanmu…

1. Hak esensial untuk hidup
Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Isra’ ayat 31:

Artinya: " Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberikan rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.“

Demikian juga sabda Rasulullah Saw,

"Apabila ada seorang di antara wanita membunuh secara sengaja, ia tidak boleh dijatuhi hukuman mati sampai ia melahirkan anaknya, jika ia memang sedang hamil. Dan bilamana seorang wanita berzina, ia tidak boleh dirajam sampai ia melahirkan anaknya jika ia sedang hamil dan sampai ia selesai merawatnya." (HR Ibnu Majah).

Anakku, demi keselamatan janin, Islam juga telah memberi keringanan bagi wanita hamil dalam menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Ia diperkenankan berbuka apabila ia tidak mampu atau apabila puasanya mengganggu pertumbuhan janin. Ia dapat mengganti puasanya di hari lain atau menggantinya dengan memberi makan seorang miskin pada hari tersebut..

2. Hak mendapatkan nama, pendidikan, dan tempat yang baik
Diriwayatkan oleh Abul Hasan, bahwa suatu hari seseorang bertanya kepada Nabi Muhammad Saw: "Ya Rasulullah, apakah hak anakkku dariku?" Nabi menjawab, "Engkau baguskan nama dan pendidikannya, kemudian engkau tempatkan ia di tempat yang baik.". Sabda Rasulullah Saw yang lain: "Baguskanlah namamu, karena dengan nama itu kamu akan dipanggil pada hari kiamat nanti." (HR Abu Dawud dan Ibnu Hibban)
"Engkau baguskan nama dan pendidikannya, kemudian engkau tempatkan ia di tempat yang baik."

3. Hak penyusuan dan pengasuhan
Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al Baqoroh ayat 233,

Artinya: "Para ibu hendaknya menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan”.

Anakku, ternyata dari hasil penelitian medis dan psikologis disimpulkan  bahwa masa dua tahun pertama sangat penting bagi pertumbuhanmu, agar engkau tumbuh sehat secara fisik dan psikis. Secara fisik, dengan  ASI engkau mendapatkan makanan berkualitas prima yang tiada bandingannya. mengandung semua zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhanmu, sekaligus mengandung antibodi yang membuat engkau tahan terhadap serangan penyakit.

Secara psikis, melalui dekapan hangat ibumu, engkau mendapatkan kasih sayang dan ketentraman yang kelak akan mempengaruhi suasana kejiwaanmu di masa mendatang. Perasaan mesra, hangat, dan penuh cinta kasih yang engkau alami ketika engkau menyusui ibumu, menumbuhkan rasa kasih sayang dan hormat yang tinggi kepada ibumu. Islam pun telah menetapkkan bahwa orang yang lebih berhak terhadap pengasuhan ini adalah orang yang paling dekat kekerabatannya dan paling terampil (ahli) dalam pengasuhan, siapa lagi kalau bukan ibumu.

Hadist yang diriwayatkan dari Amr bin Syu’aib dari kakeknya bahwa Rasulullah Saw pernah ditemui seorang wanita, ia berkata:"Wahai Rasulullah, sesungguhnya anakku dulu dikandung dalam perutku, susuku sebagai pemberinya minum dan pangkuanku menjadi buaiannya. Sementara ayahnya telah menceraikanku, tetapi ia hendak mengambilnya dariku." Kemudian Rasulullah bersabda:"Engkau lebih berhak kepadanya selama engkau belum menikah"

4. Hak mendapatkan kasih sayang
Anakku, Rasulullah Saw mengajarkan kepada kita agar saling menyayangi diantara keluarga. Beliau Saw bersabda,"Orang yang paling baik di antara kamu adalah yang paling penyayang kepada keluarganya."

Rasulullah mengajarkan untuk mengungkapkan kasih sayang tidak hanya secara verbal, tetapi juga dengan perbuatan. Pada suatu hari Umar Ibn Khatab r.a  menemukan Beliau Saw merangkak di atas tanah, sementara dua orang anak kecil berada di atas punggungnya. Umar berkata:"Hai anak, alangkah baiknya rupa tungganganmu itu." Yang ditunggangi menjawab:"Alangkah baiknya rupa para penunggangnya".  Subhanallah, betapa indah susasana penuh kasih sayang antara Rasul Saw dengan cucu-cucu beliau.

5. Hak mendapatkan perlindungan dan nafkah dalam keluarga
 Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 233:

Artinya;"… Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dangan cara yang ma’ruf…", dan firman Allah dalam surah Ath - Thalaq ayat 6:
Artinya:"Tempatkanlah mereka (para istri) di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu…"

Sebagai pemimpin dalam keluarga, ayahmua telah mengambil tanggungjawabnya atas keselamatan anggota keluarganya, termasuk dirimu. Ia akan senantiasa melindungimu dari hal-hal yang membahayakanmu baik fisik maupun psikis. Ia juga memberi nafkah berupa pangan, sandang, dan tempat tinggal kepada keluarganya.

6. Hak pendidikan dalam keluarga
Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat At-Tahrim ayat 6:
Artinya:"Wahai orang-orang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…"

Rasulullah juga mengajarkan betapa besarnya tanggung jawab orang tua dalam pendidikan anak. Sabdanya Saw:"Tidaklah seorang anak yang lahir itu kecuali dalam keadaan fitrah. Kedua orangtuanya yang menjadikan ia Yahudi, Nasrani atau Majusi."(HR Muslim).

Melalui Islam, engkau mendapat pengajaran nilai-nilai tauhid dan ajaran-ajaran Islam yang lain dari kedua orang tuamu yang shaleh, yang akan mengantarkanmu kepada kebahagian dunia dan akhirat

7. Hak mendapatkan kebutuhan pokok sebagai warga negara
Sebagai warga negara, engkaupun mendapatkan hak akan kebutuhan pokok yang menjadi kewajiban pemimpin negara kepada semua warga negara, yang meliputi: pendidikan di sekolah, pelayanan kesehatan, dan keamanan. Hal ini sabagaimana diisyaratkan dalam sabda Rasulullah Saw:

"Seorang imam (pemimpin) adalah bagaikan penggembala, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas gembalaannya."(HR Ahmad, Syaikhan, Tirmidzi, Abu Dawud, dari Ibnu Umar)
Oleh karenanya, janganlah engkau cemas, khawatir, apalagi putus asa menghadapi masa depanmu, mintalah selalu petunjuk dan pertolongan hanya kepadaNya, yakinlah ia selalu dan akan selalu menyertaimu selama engkau menta’atiNya….RabbunĂ¢ al-Musta’an