Seorang penyair mengungkapkan sebuah syair yang berbunyi,
Barangsiapa suka mempedulikan orang lain, ia akan gagal meraih nikmat kebahagiaan.
Sedangkan orang yang gagah berani akan berhasil meraih nikmat kebaikan.
Ibrahim Ibn Adham mengatakan,
Kami hidup dalam suasana yang bila para raja itu tahu nescaya mereka akan menebas kami dengan pedang mereka.
Ibnu Tamimiyah mengatakan,
Di dalam hati seringkali terlintas suatu keadaan. Yakni, yang bila ku katakan demikian, ‘Seandainya para penghuni Syurga hidup seperti kami, maka mereka akan hidup senang.’
Dia juga pernah berkata,
Di dalam hati ini selalu muncul suasana di mana hati menari riang. Yakni, saat hati bergembira kerana mengingati ALLAH dan kehangatan hubungan dengan-NYA.
Dalam kesempatan lain, beliau juga mengatakan,
Ketika dimasukkan ke penjara, dan sesaat kemudian para sipir mengunci pintunya, aku seperti mendengar firman ALLAH,
۞~Lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa.~۞
(QS. Al-Hadid: 13)
Di dalam penjara itu, beliau mengatakan,
Apa yang bisa dilakukan musuh-musuh itu kepada ku? Syurga dan taman ku ada di dalam dada ku. Kemanapun aku berjalan, maka keduanya akan selalu bersamaku. Kalaupun aku dibunuh, maka itu adalah kematian sebagai seorang syahid. Kalaupun diusir dari negeri asalku, maka itu adalah sebuah rekreasi, dan penjara adalah tempat ku menyendiri.
Apakah yang akan diperolehi orang yang telah kehilangan ALLAH dari dalam dirinya? Dan apakah yang harus dicari oleh orang yang telah menemukan ALLAH dalam dirinya? Antara yang pertama dan kedua, tidak akan pernah sama. Orang kedua akan mendapatkan segalanya, dan orang pertama akan kehilangan segalanya.
0 komentar:
Posting Komentar