Sesungguhnya segala puji hanya bagi Allah, kita memuji-Nya, meminta pertolongan-Nya, memohon petunjuk-Nya, memohon ampunan-Nya dan kita berlindung kepada Allah Taala dari kejelekan diri kita dan keburukan amal-amal kita.
Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah maka tidak ada seorangpun yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang disesatkan oleh Allah maka tidak ada seorangpun yang dapat memberi petunjuk padanya. Aku bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan melainkan Allah dan bahwasanya Muhammad adalah hamba Allah dan rasul-Nya. Allah Subhanahu wa Taala telah menyatakan dalam firman-Nya:
Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah maka tidak ada seorangpun yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang disesatkan oleh Allah maka tidak ada seorangpun yang dapat memberi petunjuk padanya. Aku bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan melainkan Allah dan bahwasanya Muhammad adalah hamba Allah dan rasul-Nya. Allah Subhanahu wa Taala telah menyatakan dalam firman-Nya:
“Sesungguhnya syaithan adalah musuh bagi kalian, maka jadikanlah ia sebagai musuh.” (Al-Fathir: 6)
Akan tetapi sangat disayangkan, sebagian besar manusia telah mengambil/menjadikan syaithan sebagai teman, sebagai kekasih. Mereka buka pintu-pintu rumah bahkan pintu-pintu kamar mereka untuknya, dan akhirnya mereka binasa karenanya.Bahkan di antara manusia ada yang membuka hatinya untuk menerima perintah syaithan dan menuruti ajakannya hingga jadilah syaithan sebagai sesembahannya selain Allah Subhanahu wa Taala, padahal Dia Yang Maha Kuasa telah berfirman:”Bukankah Aku telah mengambil perjanjian dari kalian wahai anak Adam agar kalian tidak menyembah syaithan. Sesungguhnya syaithan itu adalah musuh yang nyata bagimu.”
Dengan sebab di ataslah kami tulis risalah ini, yakni agar seorang muslim mengetahui bagaimana cara membentengi rumahnya dari musuh yang sangat jahat dan terkutuk ini. Karena apabila syaithan dapat masuk ke dalam rumah seorang muslim, ia akan menyebarkan kerusakan, membuat pertikaian dan perkelahian di antara anak-anak, menceraikan antara suami-istri, membalikkan rasa cinta menjadi benci, kasih sayang menjadi permusuhan. Maka hanya kepada Allah Subhanahu wa Taala kita berdoa: Ya Allah … Lindungilah kami dan semua kaum muslimin dari makar syaithan, sesungguhnya Engkau adalah Pelindung kami dan Penolong kami, dan Engkau adalah sebaik-baik Pelindung dan Penolong.
Ada beberapa benteng yang dapat kita tegakkan dalam melindungi rumah kita dari syaithan, di antaranya berikut ini:
I. Memberi Salam Kepada Penghuni Rumah
Imam An-Nawawi rahimahullah berkata dalam kitabnya Al-Adzkar hal. 19:
“Disunnahkan untuk mengucapkan basmalah (tatkala masuk ke dalam rumah) dan memperbanyak dzikrullah serta mengucapkan salam kepada penghuninya, sama saja apakah itu rumah yang dihuni oleh manusia ataupun tidak, karena Allah Subhanahu wa Taala berfirman: “Maka apabila kalian memasuki (sebuah rumah) dari rumah-rumah, hendaklah kalian mengucapkan salam (kepada penghuninya yang berarti memberi salam) kepada diri kalian sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkat lagi baik.”(An-Nuur: 61)
“Disunnahkan untuk mengucapkan basmalah (tatkala masuk ke dalam rumah) dan memperbanyak dzikrullah serta mengucapkan salam kepada penghuninya, sama saja apakah itu rumah yang dihuni oleh manusia ataupun tidak, karena Allah Subhanahu wa Taala berfirman: “Maka apabila kalian memasuki (sebuah rumah) dari rumah-rumah, hendaklah kalian mengucapkan salam (kepada penghuninya yang berarti memberi salam) kepada diri kalian sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkat lagi baik.”(An-Nuur: 61)
Dari Jabir bin Abdillah radliallahu `anhu, ia berkata bahwasanya Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda: “(Mengucapkan) salam itu sebelum berbicara (yang lain).”(HR. Tirmidzi dan dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan Tirmidzi juz 2 hal. 346). Allah Subhanahu wa Taala memberikan jaminan berupa penjagaan bagi tiga golongan manusia termasuk di antaranya seorang yang masuk ke rumah dengan mengucapkan salam, sebagaimana disebutkan dalam sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dari Abi Umamah Al-Bahali radhiallahu `anhu. (lihat Shahih Sunan Abi Daud oleh Asy-Syaikh Al-Albani juz 2 hal. 473)
II. Berdzikir Kepada Allah Ketika Makan dan Minum
Dari Jabir radhiallahu `anhu ia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda: “Apabila seseorang masuk rumah, lalu ia berdzikir kepada Allah ketika masuk dan ketika makan, maka syaithan akan berkata (kepada kawan-kawannya): “Tidak ada tempat bermalam bagimu dan tidak ada makan malam.” Tetapi apabila ia masuk ke rumah tanpa berdzikir kepada Allah, maka syaithan akan berkata (kepada kawan-kawannya): “Kalian mendapatkan tempat bermalam”.
Dan apabila ketika makan ia tidak berdzikir kepada Allah (membaca Bismillah), maka syaithan akan berkata (kepada kawan-kawannya): “Kalian mendapatkan tempat bermalam dan makan malam.” (HR. Muslim dalam shahihnya /2018)
Tahukah engkau wahai saudaraku muslim, bagaimana dzikrullah dapat mengusir syaithan dari rumah, maka ia tidak akan menyertaimu tatkala engkau makan, minum dan tidur. Dan bagaimana halnya bila engkau lalai dari dzikrullah, yang berarti engkau telah memberikan untuk syaithan tempat tidur yang empuk tatkala ia menemukan tempatnya di sisimu, bahkan ia ikut bersamamu tatkala makan dan minum. Tidaklah syaithan itu sendiri yang menyertaimu, tapi ia diikuti oleh sejumlah kawan-kawannya maka mereka semuanya bersenang-senang di rumahmu. Naudzubillah min dzalik! Hati-hatilah wahai saudaraku agar engkau tidak lalai dari dzikrullah, karena dzikrullah itu adalah tali yang kokoh dan petunjuk yang lurus.
III. Memperbanyak Tilawah Al-Quran dalam Rumah
Bacaan Al-Quran merupakan pengharum bagi rumah dan dapat mengusir syaithan daripadanya. Apabila engkau wahai saudaraku muslim merasakan bahwa di rumahmu begitu banyak masalah, keruwetan dan tampak pada anggota keluarga adanya penyimpangan maka ketahuilah bahwa syaithan ikut berperan di dalamnya, karena itu bersungguh-sungguhlah untuk mengusir syaithan itu dari rumahmu dan menjauhkannya sejauh-jauhnya. Caranya bagaimana? Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam memberikan jawabannya, beliau bersabda:”Sesungguhnya segala sesuatu memiliki puncak dan puncak dari Al-Quran adalah surat Al-Baqarah dan sesungguhnya syaithan bila mendengar surat Al-Baqarah dibacakan maka ia akan keluar dari rumah yang dibacakan padanya surat Al-Baqarah.” (HR. Al-Hakim dan dishahihkannya, disepakati oleh Adz-Dzahabi dan dihasankan Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 558)
Dari Abi Hurairah radliallahu `anhu, ia berkata bahwasanya Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda: “Janganlah kalian menjadikan rumah kalian sebagai kuburan. Sesungguhnya syaithan tidak akan masuk ke dalam rumah yang dibacakan padanya surat Al-Baqarah.”
IV. Menjauhkan Rumah dari Suara Iblis
Allah Subhanahu wa Taala berfirman:”Dan hasunglah siapa yang kamu (iblis) sanggupi di antara mereka dengan suaramu.” (Al-Isra: 64)
Mujahid berkata: “Suara syaithan adalah nyanyian/lagu.”
Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda:”Benar-benar akan ada dari umatku kaum-kaum yang mereka itu menghalalkan zina, sutera (bagi laki-laki- red), khamar dan alat-alat musik.” (HR. Bukhari, lihat Fathul Bari 10/51, diriwayatkan pula oleh Abu Daud, Tirmidzi dan Ad-Darimi)
Ibnu Masud radliallahu `anhu berkata: “Nyanyian itu akan menumbuhkan kemunafikan dalam hati sebagaimana air menumbuhan sayuran.”
Imam Abu Hanifah berkata: “Mendengarkan lagu-lagu itu adalah kefasikan.”
Imam Malik berkata ketika ditanyakan tentang nyanyian: “Hanyalah orang-orang fasiq yang melakukannya.”
Telah jelas bagimu wahai saudaraku muslim tentang keharaman nyanyian/lagu, dan bahwasanya nyanyian itu merupakan suara syaithan. Apabila diperdengarkan nyanyian/lagu-lagu di rumah maka para syaithan akan menyebar dan menduduki tempat-tempat dalam rumah tersebut. Maka wajib atasmu wahai saudaraku muslim untuk membersihkan rumahmu dari suara-suara syaithan ini, sama saja apakah suara itu bersumber dari alat-alat musik atau dari media visual ataupun yang selain itu.
V. Menjauhkan Rumah dari (Suara) Lonceng
Abi Hurairah radhiallahu anhu berkata bahwasanya Nabi shallallahu `alaihi wa sallam bersabda:”Lonceng itu merupakan seruling syaithan.” (HR. Muslim 14/94 Syarah Imam Nawawi, Abu Dawud 3/25)
Lonceng yang dimaksud di sini adalah yang menyerupai lonceng di gereja-gereja baik dalam hal suara maupun bentuknya. Termasuk di sini jam dinding yang dinamakan bandul karena menyerupai suara lonceng gereja.
VI. Membersihkan Rumah dari Salib-Salib
Salib merupakan syiarnya orang Nasrani sedangkan kita kaum muslimin telah dilarang untuk meniru (bertasyabbuh) dengan Nasrani dan Yahudi. Akan tetapi sangat disayangkan, hampir-hampir tidak terlewatkan satupun dari rumah kaum muslimin melainkan di dalamnya ada tanda salib, apakah itu di sajadah, di tirai-tirai, di sulaman benang bahkan tanda salib ini telah dibawa masuk ke rumah-rumah Allah Subhanahu wa Taala (masjid-masjid). Alangkah banyaknya dari masjid-masjid apabila kita benar-benar teliti memperhatikannya, kita dapati pada hiasan-hiasan sajadahnya tanda-tanda salib yang tampak secara dhahir dan jelas. Karena itu berhati-hatilah engkau wahai saudaraku muslim, perhatikan dengan seksama setiap benda yang engkau beli, apakah itu pakaian, permadani, sajadah atau yang selain itu.
Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam tidak membiarkan di rumahnya ada salib, sebagaimana dikhabarkan oleh Aisyah radliallahu `anha:”Nabi shallallahu `alaihi wa sallam tidak meninggalkan dalam rumahnya sedikitpun dari salib-salib melainkan beliau hilangkan.” (HR. Bukhari lihat Fathul Bari 10/385, Abu Dawud 4/72)
VII. Membersihkan Rumah dari Gambar-Gambar dan Patung-Patung
Wajib bagi setiap muslim untuk membersihkan rumahnya dari patung-patung kecuali apa yang dibolehkan daripadanya berupa mainan/boneka (yang dimainkan) anak-anak perempuan. Demikian pula wajib bagi setiap muslim untuk menjauhkan rumahnya dari gambar-gambar makhluk bernyawa (manusia dan hewan), termasuk foto-foto kecuali untuk kepentingan darurat seperti foto di KTP, paspor dan semisalnya.
Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda: “Malaikat tidak akan masuk ke rumah yang di dalamnya ada patung-patung atau gambar-gambar.” (HR. Muslim 14/94 Syarah Imam Nawawi dari Abi Hurairah radliallahu `anhu)
Bila sebuah rumah tidak dimasuki oleh malaikat berarti jelas rumah itu disenangi oleh syaithan.
VIII. Mengeluarkan Anjing dari Rumah
Dari Abi Thalhah radliallahu `anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda:”Malaikat tidak akan masuk ke rumah yang di dalamnya ada anjing dan gambar.” (HR. Bukhari lihat Fathul Bari 6/312 dan Muslim 14/84 Syarah Imam Nawawi)
Aisyah radliallahu `anha meriwayatkan bahwasanya Jibril `alaihis salam pernah berjanji untuk menemui Nabi shallallahu `alaihi wa sallam, namun sampai saat yang telah disepakati Jibril `alaihis salam tidak juga datang. Ternyata Nabi shallallahu `alaihi wa sallam menemukan adanya seekor anjing kecil di bawah tempat tidurnya dan inilah yang menahan Jibril `alaihis salam untuk masuk menemui Nabi.
Dikecualikan dari anjing ini adalah anjing untuk berburu dan anjing penjaga rumah dengan syarat anjing tersebut tidak berwarna hitam karena Nabi shallallahu `alaihi wa sallam telah bersabda:”Anjing hitam itu adalah syaithan.” (HR. Muslim 4/227 Syarah Imam Nawawi). Dan Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam memerintahkan untuk membunuhnya.
IX. Memperbanyak Shalat Sunnah di Rumah
Dari Ibnu Umar radliallahu `anhu bahwasanya Nabi shallallahu `alaihi wa sallam bersabda:”Jadikanlah shalat-shalat (sunnah) di rumah-rumah kalian dan janganlah kalian menjadikannya sebagai kuburan.” (HR. Bukhari 1/528 Fathul Bari dan Muslim 6/68 Syarah Imam Nawawi)
Telah kita ketahui bahwasanya kuburan, tempat pembuangan sampah dan tempat-tempat yang kotor lainnya merupakan tempat tinggal para syaithan. Maka Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam menghendaki agar rumah-rumah kita mendapat bagian dari shalat sunnah guna mengusir para syaithan daripadanya. Bukankah pada tempat-tempat hunian syaithan sebagaimana yang disebutkan di atas (kuburan, tempat pembuangan sampah) dilarang untuk ditegakkan shalat padanya?
Imam Nawawi berkata: “Dianjurkan untuk mengerjakan shalat sunnah di rumah karena yang demikian itu lebih ringan dan lebih jauh dari riya, lebih terjaga dari terhapusnya pahala. (Mengerjakan shalat sunnah di rumah) menjadikan rumah diberkahi, turun padanya rahmah dan para malaikat sedangkan syaithan akan lari dari rumah itu.” (Syarah Nawawi atas Shahih Muslim 6/68)
Adapun selain shalat sunnah (yakni untuk shalat fardhu), maka bagi laki-laki diwajibkan untuk mengerjakan secara berjamaah di masjid.
X.Mengucapkan Kalimat yang Baik Kepada Anggota Keluarga
Sebagaimana yang kita ketahui bahwasanya syaithan selalu menginginkan untuk menghancurkan masyarakat muslimin, maka ia membuat tipu daya, mengatur rencana dan menyusun program. Di antara program syaithan adalah menghancurkan keharmonisan keluarga muslim karena keluarga merupakan batu bata awal dari bangunan masyarakat.
Jabir radliallahu `anhu berkata bahwasanya Nabi shallallahu `alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya iblis meletakkan singgasananya di atas air, kemudian ia mengutus sepasukan tentaranya. Maka yang paling dekat kedudukannya dengan iblis adalah yang paling besar fitnahnya, datang salah seorang di antara mereka dan berkata: “Tidaklah aku tinggalkan dia (manusia yang digoda- red) sampai aku memisahkan antara dia dan istrinya….” (HR. Muslim 17/157 Syarah Imam Nawawi)
Syaithan yang terkutuk memang menginginkan terjadinya perceraian antara suami istri guna menghancurkan masyarakat dari dasarnya. Karena itulah maka wajib bagi setiap suami untuk bergaul dengan keluarganya (istrinya) dengan cara yang baik, mengucapkan kata-kata yang baik agar tidak ada peluang bagi syaithan untuk membuat perselisihan di antara keduanya.
Allah Subhanahu wa Taala berfirman: “Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaithan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka.” (Al-Isra: 53)
Kata-kata yang baik itu melapangkan hati, menyebarkan kebahagiaan bagi pasangan suami istri, mewujudkan ketentraman dan menguatkan kasih sayang antara keduanya.
Allah Subhanahu wa Taala berfirman: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia menciptakan untuk kalian istri-istri dari jenis kalian sendiri, supaya kalian cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan Dia menjadikan di antara kalian rasa cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (Ar-Ruum: 20)
XI. Membentengi Istri
Dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash radliallahu `anhuma berkata bahwasanya Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda: “Apabila salah seorang di antara kalian menikahi wanita atau membeli seorang budak maka hendaklah ia membaca: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dari kebaikannya dan kebaikan apa yang telah Engkau ciptakan dia dan aku berlindung kepada-Mu dari kejelekannya dan kejelekan apa yang telah Engkau ciptakan dia.” (dalam riwayat lain) Kemudian hendaklah ia meletakkan tangannya di ubun-ubunnya dan mendoakan barokah bagi istrinya dan pelayan tersebut.” (HR. Abu Dawud 2/249 dan berkata Al-Albani dalam Takhrij Al-Kalimuth Thayyib 151: isnadnya hasan)
Diriwayatkan oleh Syaqiq, ia berkata: “Telah datang seorang laki-laki bernama Abu Jarir kepada Ibnu Masud radliallahu `anhu, lalu berkata: Saya telah menikahi seorang wanita muda (dara) dan saya khawatir ia akan membangkitkan amarah saya. Maka Ibnu Masud radliallahu `anhu menjawab: Kerukunan itu datangnya dari Allah dan kemarahan itu datang dari syaithan. Ia ingin engkau membenci apa yang dihalalkan Allah kepadamu. Kalau istrimu masuk menemuimu, suruhlah ia shalat dua rakaat di belakangmu.”
Dalam riwayat lain dari Ibnu Masud radliallahu `anhu ditambahkan, katakanlah:
“Ya Allah, berilah keberkahan kepadaku dengan istriku dan berilah keberkahan kepada mereka (keluarga istri) denganku. Ya Allah, persatukanlah kami berdua selama persatuan itu mengandung kebajikan-Mu, dan pisahkanlah kami berdua, jika perpisahan itu menuju kebaikan-Mu.” (Dikeluarkan Abu Bakar ibnu Abi Syaibah dan sanadnya shahih. Lihat Adaabuz Zifaaf fis Sunnah Al-Muthahharah talif Al-Albani hal.23)
XII. Membentengi Anak dari Syaithan
Wajib atas setiap muslim untuk menjaga lafadz-lafadz doa sebelum ber”kumpul” dengan istrinya karena yang demikian ini akan menjaga anak (yang Insya Allah bakal diperoleh dari hubungan tersebut) dari gangguan syaithan. Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam mengajarkan kepada kita doa tersebut: “Dengan nama Allah. Ya Allah, jauhkanlah kami dari syaithan dan jauhkan syaithan itu dari anugerah yang akan Engkau berikan kepada kami.” (HR. Bukhari 1/242 Fathul Bari dan Muslim 10/5 Syarah Imam Nawawi, dari Ibnu Abbas radliallahu anhuma)
Sebagaimana mana kita ketahui bahwasanya adzan akan mengusir syaithan, karena itulah disunnahkan bagi setiap muslim untuk menyuarakan adzan di telinga anak yang baru lahir.
XIII. Mendoakan Anak
Wahai saudaraku muslim, kumpulkan anak-anakmu pada waktu pagi dan petang, usaplah kepala mereka sambil berdoa: “Aku melindungkan kalian dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari segala syaithan, hewan yang berbisa dan pandangan mata yang menimpa (yang akhirnya mengakibatkan sakit-red).” (HR. Bukhari 4/119 dari hadits Ibnu Abbas radliallahu `anhuma)
Doa ini pula yang dibacakan oleh Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam kepada cucunya Hasan dan Husein radliallahu `anhuma.
Demikianlah beberapa benteng yang harus dibangun untuk mengusir syaithan dari rumah. Aku memohon kepada Allah agar menjadikan tulisan ini ikhlas karena mengharap wajah-Nya Subhanahu wa Taala, dan agar menjadikan tulisan ini bermanfaat bagi diriku dan bagi saudara-saudaraku kaum muminin. Maha Suci Engkau Ya Allah dan segala puji hanya untuk-Mu, aku bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan yang haq melainkan Engkau, aku meminta ampunanmu dan aku bertaubat kepada-Mu.
Wallahu alam bishawwab
(dinukil oleh Ummu Maryam dari kitab Tahshinul Bait minasy Syaithan dengan beberapa tambahan)
0 komentar:
Posting Komentar