"Nak aku akan mengajarkanmu beberapa patah kata, 'Jagalah Allah, maka Dia akan senantiasa menjagamu. Bila engkau meminta sesuatu mintalah kepada Allah, dan bila engkau meminta pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah apabila semua umat bersatu padu untuk memberikan suatu kebaikan kepadamu, niscaya mereka tidak dapat melakukannya kecuali dengan sesuatu yang telah ditulis Allah bagimu, dan jika semua umat manusia bersatu padu untuk mencelakakanmu, niscaya mereka tidajk dapat mencelakakanmu kecuali dengan sesuatu yang ditulis Allah bagimu. Pena telah diangkat dan catatan-catatan telah mengering." (HR. Tirmidzi)
Baru saja membaca hadits tersebut dari sebuah buku yang baru aku baca. Ada perasaan aneh ketika selesai membaca hadits tersebut. Subhanallah..seperti tersadarkan atas sesuatu. Belakangan ini memang sedang banyak meratap dan cemas. Kenapa Allah memberiku ini, bukan yang itu..Mengapa aku seperti ini, bukan seperti itu. Mulai membandingkan kondisi diri sendiri dengan kondisi orang lain. Kemudian cemas sendiri ketika memikirkan, "klo kondisinya begini, besok bakal seperti apa y..," atau berangan terlalu jauh dan akhirnya merasa cemas ketika mungkin menyadari hal itu tidak tercapai.. yah, dan banyak lagi mengapa-mengapa dan bagaimana yang terlonta. Ujung-ujungnya jadi tidak bersyukur (astaghfirulaah al'adzim..)..
Pena telah diangkat dan catatan telah mengering..sudah seharusnya tak ada lagi yang perlu dikhawatirkan. Bahkan sejak aku dalam rahim ibuku, ketentuan itu sudah tercatat. kapan lahirku,ajalku, rizkiku, dan jodohku..Semua sudah tercatat dalam Lauh Mahfudz secara detail. Skenarionya sudah ada, tinggal tokoh inilah yang akan memerankan cerita. Tiap manusia akan menjadi pemeran utama dalam skenario kehidupannya masing-masing..
Kadang dalam renungku, aku masih menyelipkan prasangka baik, bahwa apapun jalan cerita hidupku, itulah skenario yang terbaik untukku. Bukankah Allah akan sesuai dengan prasangka hambaNya. Yah, walau kadang ketika futur datang, masih saja protes terhadap jalan cerita yang menurut logika manusiaku itu sangat tidak mengenakkan. Namun, kadang juga bertanya-tanya setelah ini jalan cerita hidupku seperti apa ya.. Skenario apa yang sebenernya telah dipersiapkan untukku..Dengan itu aku menanti hikmah dan ibrah apa yang akan aku dapat dari jalan ceritaku. (bisa dibilang ini seperti nonton sinetron, kelanjutan kisahnya kaya apa y..hehe..)
Anyway, aku tidak akan (lebih tepatnya belajar untuk tidak lagi) memusingkan apa-apa yang akan terjadi nanti. Tugasku sekarang adalah berikhtiar. Apapun endingnya, itu adalah hasil terbaik. Dan ketika logika manusiaku berkata bahwa hasil itu mengecewakan, itu berarti kesabaranku dalam berikhtiar masih perlu dipertanyakan.
At last..hidup itu tak lain adalah sebuah perjalanan. dan perjalanan itu akan berarti pembelajaran. Walaupun akhir hidup kita pun sudah tertulis, tapi kita tak tahu dalam perjalanan itu kita akan menemui apa saja. kita juga tidak tahu skenario lengkap jalan hidup kita. Itulah kenapa kita harus selalu berikhtiar yang terbaik.
Ya Rabb..jadikan aku manusia yang selalu bersyukur atas nikmatMu...
masukkan aku ke dalam golongan orang-orang yang beriman..
Dan jangan jadikan aku termasuk orang-orang yang lalai terhadapMu..
Yaa. muqollibal qulub wal abshari tsabit qolbi 'ala dinika..
0 komentar:
Posting Komentar