Hari-hari kita mestinya adalah hari-hari taubat...Karena setiap saat, setiap detik, antara cahaya dan kegelapan, antara dosa dan pahala, antara harapan dan penyesalan saling berebut di hati anda....Bahkan jika hari ini pun anda menyesali apa yang anda lakukan,besok pun terulang kembali dosa yang sama dalam waktu dan tempat berbeda,atau dalam bentuk yang berbeda pula....
Allah Maha Tahu, betapa sombongnya manusia, betapa lemahnya manusia, betapa fananya manusia, dan banyaknya manusia yang mengeluh, betapa banyaknya manusia yang tidak bersyukur, betapa banyaknya manusia yang tidak menalarkan akal sehatnya, betapa banyaknya yang tidak mampu mengekang hawa nafsunya.
Dan, dengan Kemaha Besaran, serta Kemaha Lembutan Kasih Sayang-Nya, Allah memanggil kita semua, dengan panggilan Kemaha Lembutan dan kasih-Nya, "Wahai orang-orang yang beriman, kembalilah kepada Allah(bertaubatlah) kalian semua, wahai (hamba-hamba-Ku)yang (mengaku) beriman, agar kalian semua bahagia?" (An-Nuur:31)
Lalu gelombang demi gelombang cahaya memancarkan pembersihan atas kegelapan-kegelapan kita. Gelombang air qudus memandikan kotoran-kotoran bumi kita,penyesalan menjadi pintu gerbang bagi haribaan-Nya,Istighfar menjadi luapan paling indah dari Pelukan-Nya.Sebab disanalah peleburan, penyirnaan, kefanaan dan kehambaan maujud."Akulah hamba dan Engkaulah Rabb".
Lalu Rasulullah SAW. menegaskan betapa lebih gembiranya Allah ketimbang seorang yang kehilangan kendaraan unta beserta seluruh hartanya, dalam drama yang mengenaskan, sampai lelah, ia terlunglaikan dalam lelah tidurnya. Ketika ia bangun dari lelap tidurnya,unta dan seluruh hartanya ada di depan mata. Allah lebih erat memeluknya ketimbang eratnya pelukan sifulan yang kehilangan harta benda, kemudian ada didepannya.
Lihatlah, seperti air gunung yang melimpah, bening bercahaya. Lihatlah seperti gulungan-gulungan ombak Kinasih-Nya yang mengejar seluruh apa pun yeng membuat bergolak Kecemburuan-Nya. Lihatlah kabut-kabut dan mega-mega tersingkap oleh Tangan-Tangan Kekuasaan-Nya,dan Senyuman Keabadian Yang Agung menerima kita semua.Hamba-hamba-Nya yang bertobat.
Karena itu janganlah takut dengan taubat, karena taubat itu indah dan penuh cinta. Janganlah khawatir dengan taubat, karena kekhawatiran itu adalah nafsu yang dikelola oleh kandang-kandang syetan. Janganlah pesimis atas ampunan-Nya, karena jika langit dan bumi ini dipenuhi oleh noda-noda kita, dosa-dosa kita,kesalahan dan kezaliman kita, niscaya ampunan,maghfirah, kemaafan, dan cinta-Nya lebih besar dari semuanya.
Bahkan kata Ibnu Athaillah as-Sakandary, "Terkadang Allah mentakdirkan hamba-hamba-Nya berbuat dosa, agar si hamba lebih dekat kepada-Nya." Amboi betapa indah dan luhurnya Dia, kita harus berbaik sangka kepada-Nya,bahwa dosa-dosa pun bagian dari cara Dia mendidik kita. Ketika kita cerdas dan pandai, seluruh kesadaran kita sudah kembali kepada-Nya. Tetapi janganlah kita begitu gegabah memaknai, dengan merasa berbesar diri,menyepelekan dosa-dosa kita, hanya karena dosa kita tak ada apa-apanya dibanding ampunan-Nya.Jangan pula kita berbangga dengan dosa-dosa kita,hanya karena berbangga dengan dosa itu melemparkan kita pada kegelapan paling mengerikan: Jauh dari Cinta dan pelukan Illahi.
Karena itu mari kita bertobat. Taubatan Nasuha. Taubat yang sesungguhnya. Pertama-tama kita taubati dosa-dosa kita, karena hari demi hari, ada saja dosa-dosa yang menempel bagai debu di tubuh kita.Semua hanyalah debu-debu yang hampir tiada artinya,lama-lama telah berubah menjadi kumpulan debu dan gundukan kotoran di tubuh kita, lalu menjadi dosa besar namanya. Apalagi jika kumpulan kotoran itu adalah noda-noda besar kita. Oh, Tuhan, ternyata Engkau tidak tega menyiksa mereka, ketika mereka sedang bergelora dalam istighfar.
Wallohhu a'lam
0 komentar:
Posting Komentar