Jumat, 27 Januari 2012

Jilbab Ohh…. Jilbab!

Bisimillahirahmanrrahiim…

Duhai…. Senangnya hati ini menyaksikan tekad bulat seorang teman untuk berjilbab. Senang sekali, karena hari demi hari ada saja wanita muslimah yang sadar akan jati dirinya. Masyaallah… kalau bukan karena kasih sayang dan rahmat Allah yang luas, tidak mungkin manusia bisa lepas dari jeratan syaitan yang terkutuk. Alhamdulilah…

Sahabat tergerak bibir ini memuji dan menyanjung Allah saat melihat status seorang teman di FB-nya, “Tekad gue makin bulat buat make kerudung kalo SMA :’)”

Yah… meskipun dia hanya bertekad melaksanakan kewajibannya sebagai muslimah saat nanti SMA, tapi itu adalah sebuah perubahan yang baik. Artinya dia sudah bisa memutus satu jeratan syaitan untuk membawa manusia ke jurang kenistaan. Semangat ya ukhti… semoga mengenakan jilbanya dipercepat! Hehehe…

Sahabat, meskipun hati ini bahagia ternyata di sudut hati terselip rasa khawatir. Banyak sahabat – sahabat muslimah  yang belum benar – benar memahami arti hijab (jilbab) yang sesungguhnya. Realitasnya, mereka mengenakan jilbab kalau lagi ngetrend aja. Jilbab sebagai penambah kecantikan. Padahal jilbab itu gunanya untuk menjaga kehormatan dan menutup aurat (kecantikan) kita dari mata – mata yang tidak bertanggung jawab.

Afwan jiddan sahabat, tapi Ridfa memang harus mengemukakan kebenaran meskipun ini sakit. Jadi, apa definisi jilbab yang sesungguhnya…?
Mari belajar kepada wanita penghulu surga
Fathimah berkata, “Wahai Asma!” Sesungguhnya aku memandang buruk apa yang dilakukan oleh kaum wanita yang mengenakan baju yang dapat menggambarkan  tubuhnya.”
Asma’ berkata : ‘”Wahai putri Rasulullah maukah kuperlihatkan kepadamu sesuatu yang pernah aku lihat di negeri Habasyah?”
Lalu Asma’ membawakan beberapa pelepah daun kurma yang masih basah, kemudian ia bentuk menjadi pakaian lantas dipakai.
Fatimah pun berkomentar: “Betapa baiknya dan betapa eloknya baju ini, sehingga wanita dapat dikenali (dibedakan) dari laki-laki dengan pakaian itu. Jika aku nanti sudah mati, maka mandikanlah aku wahai Asma’ bersama Ali (dengan pakaian penutup seperti itu ) dan jangan ada seorangpun yang menengokku!” Tatkala Fatimah meninggal dunia, maka Ali bersama Asma’ yang memandikannya sebagaimana yang dipesankan. ”
Atau… tengok keteguhan wanita mulia ini
Dari Atha bin Abi Rabah, ia berkata, Ibnu Abbas berkata padaku,
“Maukah aku tunjukkan seorang wanita penghuni surga?”
Aku menjawab, “Ya”
Ia berkata, “Wanita hitam itulah yang datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, ‘Aku menderita penyakit ayan (epilepsi) dan auratku tersingkap (saat penyakitku kambuh). Doakanlah untukku agar Allah Menyembuhkannya.’
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, ‘Jika engkau mau, engkau bersabar dan bagimu surga, dan jika engkau mau, aku akan mendoakanmu agar Allah Menyembuhkanmu.’
Wanita itu menjawab, ‘Aku pilih bersabar.’ Lalu ia melanjutkan perkataannya, ‘Tatkala penyakit ayan menimpaku, auratku terbuka, doakanlah agar auratku tidak tersingkap.’
Maka Nabi pun mendoakannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dan, dengarkanlah nasehat dari Ummul Mukminin,
Dalam sebuah kisah, ‘Aisyah Radhiyyallahu ‘Anha pernah didatangi wanita-wanita dari Bani Tamim dengan pakaian tipis, kemudian beliau berkata, “Jika kalian wanita-wanita beriman, maka (ketahuilah) bahwa ini bukanlah pakaian wanita-wanita beriman, dan jika kalian bukan wanita beriman, maka silahkan nikmati pakaian itu.”
Teruntuk Hatiku dan hati – hati Ukhti Fillah renungkanlah… Sebuah nasehat dari seseorang yang perduli pada kita (muslimah.or.id)
“…Wahai pena..! Titiplah salam kami teruntuk kaum wanita. Tak usah jemu kau kabarkan bahwa mereka adalah lambang kemuliaan. Sampaikanlah bahwa mereka adalah aurat …”
Adakah alasan bagi wanita muslimah untuk tidak brjilbab?
Adakah alasan syar’i bagi mereka untuk memampang foto-foto mereka di dunia maya?
Tidakkah mereka sadar bahwa foto-foto mereka dikoleksi tangan-tangan jahil?
Banggakah mereka menanggung dosa mata-mata yang memandang?
Tidakkah mereka sadar bahwa syaitan bangga dan terbahak-bahak dengan apa yang mereka lakukan?
Maukah mereka mencium harum wewangian surga? Duh, Kasihan mereka yang mengatakan “mau”..
Rambut mereka terurai..
Leher. . .
Lengan tangan. .
Dada,.

Mreka menampakkan keelokan wajah dan titik-titik pesona tubuhm di hadapan laki-laki non mahram. mereka menampakkan betis, lengan, kepala dan rambut. mereka keluar rumah dengan dandanan memikat dan mengundang fitnah.mereka pampang foto-foto di dunia maya ini terlebih dengan senyuman menggoda.
mereka memoles Senyum dan wajah-wajah mengundang fitnah. .
Apa yang mereka inginkan??

صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا

“Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: [1] Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan [2] para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” [HR. Muslim no. 2128, dari Abu Hurairah]

نِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مَائِلَاتٌ مُمِيلَاتٌ لَا يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلَا يَجِدْنَ رِيحَهَا وَرِيحُهَا يُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ خَمْسِ مِائَةِ عَامٍ

“..wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang, yang berjalan berlenggak-lenggok guna membuat manusia memandangnya, mereka tidak akan masuk Surga dan tidak akan mendapati aromanya. Padahal aroma Surga bisa dicium dari jarak 500 tahun..” [HR. Imam Malik dalam al-Muwaththa’ riwayat Yahya Al Laits, no. 1624]
Sadarkah mereka bahwa lelaki-lelaki beriman tidak meridhai apa yang mereka lakoni?

Tak sadarkah mereka bahwa lelaki berhati serigala tengah mengaung bergembira dengan apa yang mereka pajang?
Untuk sholat maka diwajibkanlah wudhu terlebih dahulu. Apakah berhijab membutuhkan hati yang bersih terlebih dahulu? Justru hijab lah yang akan membersihkan hati pemiliknya maupun hati yang memandangnya. .
Tidakkah mereka sadar bahwa maut selalu mengintai?
Ingin dikatakan cantik?
Semua wanita itu cantik. Tak perlu diucapkan. Tapi baiklah akan kami katakan kepada mereka.
“Engkau cantik, kawan”
Puas kah?
Gembira kah?
Riang kah?
Menyuburkan keimanan kah?
Menambah level ketakwaan kah?
Meningkatkan kapasitas keilmuan kah?
Sayangnya itu adalah ungkapan gombal yang basi nan memuakkan. Namun bisa membuat mereka terbang ke dunia hayal.
Wahai pena, . . .

Titiplah salam kami teruntuk kaum wanita. Tak usah jemu kau kabarkan bahwa mereka adalah lambang kemuliaan. Sampaikanlah bahwa mereka adalah aurat. Berilah pengertian bahwa salah satu definisi aurat adalah bagian-bagian yang jika tersingkap atau terbuka maka timbullah gejolak rasa malu bagi pemiliknya. Artinya ketika mereka menampakkan aurat di dunia nyata maupun maya maka mereka telah mencabik rasa malu yang ada di hati. Hancurlah sudah bangunan kemuliaan itu.

Berilah kabar gembira kepada kaum hawa bahwa surga itu lebih luas daripada langit dan bumi. Mereka harus berlomba-lomba dalam kebaikan. Sebagaimana mereka, kami pun merasakan ujian kehidupan. Karena itu, ajaklah mereka untuk menetapi kesabaran. tentu sabar di dunia lebih ringan daripada sabar dalam menahan siksaan di neraka.

Bisikkan pula, selain Maha Pengampun, Allah jua Maha dahsyat siksaannya. Di dalam neraka, Allah memiliki pengawal-pengawal baik dari golongan malaikat maupun ular yang siap menyiksa hebat kaum-kaum yang ingkar.
Sampaikan untaian nasehat kami agar mereka mempelajari tauhid yang benar, aqidah yang shahih, belajar tentang halal dan haram dan mengetahui kewajiban-kewajiban mereka sebagai wanita mulia dalam islam. .

Sekiranya hati mereka luluh akan nasehat kami maka itulah kebaikan bagi mereka. Kami berdo’a semoga mereka dimudahkan dalam memahami dan menjalankan syariat islam yang indah dan paripurna ini. Tidaklah kami mengharap balasan atas apa yang kami atau pun mereka lakukan. Sekiranya mereka enggan nan sombong lagi angkuh maka sekali lagi kabarkanlah mereka bahwa adzab Allah amat pedih lagi dahsyat. .

Wahai jemari dan lisan kami.
Jadilah engkau saksi kelak di hadapan Allah bahwa kami telah menasehati wanita-wanita kami.”
Sahabat, tidakkah kita tersentuh membacanya? Tidakkah raga ini bergetar mendengar seruan ini!
“يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ المُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللهُ غَفُورًا رَحِيمًا
“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Ahzab: 59)
Haduh! Tidakkah hati ini tergerak untuk melaksanakan perintah Tuhan Semesta Alam? Tidakkah kita menginginkan keuntungan yang besar? Subhanallah, jangan! Jangan sampai hati ini terayu oleh bujukan syaitan. Mereka tidak lain hanya ingin kita ikut bersamanya ke dalam neraka Jahnnam. na’uzubillahiminzalik!

Sahabat, tolong… tolong sampaikan pada mereka yang masih enggan berhijab. Jangan biarkan sahabat – sahabat kita diseret oleh iblis kedalam kenistaan. Tarik tangan mereka. Kalau perlu kejutkan mereka yang terlena! Biarkan mereka sadar untuk kembali pada kebenaran.

Ya Allah… berikan hidayahmu kepada Hamba, sahabat – sahabat muslim dan muslimah untuk menerima kebenaran darimu… Amin…!

wallahu’alam…

Ekstrimkah Muslimah Bercadar?

 Assalamu'alaikum semua…!!!

Eh, eh… saya mau numpang curhat dikit, ye. Dibaca yuks, mareee!

Saya heran, deh. Kenapa ya sekarang jaman udah kebulak (kabalik, deng) yang bener disangka sesat, yang salah disangka baik. Aneh nggak, tuh? Buktinya aja fenomena muslimah – muslimah bercadar. Mereka, kan hebat! Melaksanakan sunnah Rosul dan menjaga kehormatan dirinya secara maksimal dan sesuai dengan syariat Allah. Kenapa dibilang ninja, teroris, sesat, atau apalah gitu. Itu kan nggak bener banget tauuu…!!

Justru yang bener itu mereka sangat menjunjung tinggi hak – hak Allah. Menjadi hamba yang benar – benar mengabdi pada tuhannya, bukanya hamba yang mengabdi pada hawa nafsu! Iya, kan? Jujur deh, saya kagum dengan kepribadian mereka. Di tengah fitnah – fitnah yang merajalela dia tetap konsisten, kokoh, seperti batu karang yang gak akan pernah mau lari meskipun diterpa ombak yang bertubi tubi (cielah bahasanya!). Kepribadian mereka benar- benar kuat. Kenapa mereka bisa sekuat itu? Karena Allah menjadi pelindungnya! Karena Allah menjadi penyejuk hatinya! Karena Allah menjaga setiap gerak geriknya. Jadi untuk apa dia takut dengan manusia? Toh, rajanya manusia udah menjaganya dan mengayominya, kok.

Nah, itu loh rahasia mereka, sehingga mereka nggak patah arang dalam menempuh hidup ini. Kalau dibilang ekstrim ya ekstrem lah perjuangan mereka. Bukannya syariatnya yang ektrem, lah wong itu syariat dari kerajaan langit yang tinggi, hebat, dan megah serta perkasa kok. Jadi, syariat itulah yang benar. Datangnya dari pencipta kita sendiri!

Hmmm… bahkan nih sobat ada yang bilang kalau bercadar itu bukan budaya islam! Ihhh… padahal pake kerudung yang setengah – setengah itulah, yang kelihatan rambutnya itulah yang bukan budaya Islam.Padahal sahabat – sahabat nabi dulu (yang wanitanya) menggunakan cadar setelah turun ayat hijab, loh. Surat Al-Ahzab ayat 59, artinya :

Wahai Nabi katakanlah kepada istri – istrimu, anak – anak perempuanmu, dan wanita wanita orang mukmin, “Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu agar mereka lebih mudah dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah maha pengampun lagi maha penyayang

Nah, menurut tafsirannya, jilbab itu adalah sejenis baju kurung yang lapang yang dapat menutup kepala, wajah, dan dada.

So, sobat muslim… wanita bercadar itu bukan berarti fanatik atau islam garis keras! Tapi mereka benar –benar tunduk pada Allah dengan kepasrahan yang mendalam.

Hebat, ya? Kalo dibandingin sama kita? Ya ampuunn… beda jauh banget, kita takut dibilang nggak gaul kalo nggak pacaran. Dibilang cupu ka lo nggak dandan sana – sini and pastinya lebih rela dijauhin sama Allah daripada sama temen. Nauuzubillahiminzalik….!

Tapi seenggaknya kita jangan meremehkan mereka yang menjalankan syariat Allah dengan sebenar – benarnya. Meskipun kita nggk bisa seperti mereka, paling enggak kita mendukung mereka, siapa tahu kita bakal ketularan ketaqwaanya. Dan dicintai sama Allah. Amin…

So, sobat muslim mare ubah pandangan kita menjadi lebih baik, Jangan sampai kita menganggap yang benar itu salah dan salah itu benar. Sebelum memutuskan suatu perkara atau ucapan ada baiknya kita ngerti dulu duduk permasalahannya. Siapa tahu kiat akan dapat kebenaran, dan dituntun menuju cahaya ilahi. Amin ya rabbal alamin…

Rabu, 18 Januari 2012

Menghitung Harga Nafas Kita

Sahabatku ..

Pernahkah kita menanyakan harga Oksigen di Apotik ?
Jika belum tahu, +/- Rp 25rb/ltr,

Pernahkah kita menanyakan harga Nitrogen di apotik ?
Jika belum tahu, +/- Rp 9.950/ltr.


>> Taukah kita Bahwa <<

Dalam sehari manusia menghirup 2.880 liter Oksigen & 11.376 liter Nitrogen-

2.880 x Rp.25.000,- = Rp. 72.000.000,-
11.376 x Rp. 9.950,- = Rp.113.191.200,-
--------------------------
-------------
Total biaya sehari - = Rp.185.191.200,-

biaya bernafas 1 bln = 30 x 185.191.200,- = Rp.5.555.736.000,-

1 thn 365 hari maka biaya utk bernafas selama 1 th
365 x 185.191.200 = Rp.67.594.788.000,-


Jika harus dihargai dengan Rupiah
maka Oksigen & Nitrogen yang kita hirup,
akan mencapai Rp.185Juta lebih/hr/manusia.



Sahabatku ...

Jika kita hitung kebutuhan kita sehari Rp.185 Juta,
Maka sebulan Rp.5,5M/org, setahun Rp.67,5 Milyar /org
sudah berapa lamakah kita hidup di bumi Allah ini?
dan.... berapa rupiah biaya yang harus kita keluarkan untuk hidup selama itu
jika udara yang kita hirup harus dibayar?



SUBHANALLAH ..

Sungguh manusia pada hakekatnya
sangat LEMAH & TIDAK LAYAK BERLAKU SOMBONG di muka BUMI ini ..


Orang yang paling KAYApun tidak akan sanggup melunasi biaya Nafas
hidupnya,


Masihkah kita belum mau BERSYUKUR , dan BERSIMPUH SUJUD untuk NYA ..

Baru nafas saja kita sudah semestinya menghabiskan Rp.185.191.200,-/hari
dan itu GRATIS dari Allah



Sungguh, Allah maha pemurah atas segala karunia-Nya. Tak terkecuali nikmat Allah dari udara yang digunakan manusia sebagai bahan bernafas setiap saatnya.


Udara yang melimpah ruah di alam adalah bukti kasih sayang Allah yang luar biasa. Sekumpulan gas tersebut diberikan Allah kepada manusia dengan cuma-cuma. Tak sepeser pun dipungut dari manusia atas nikmat yang amat penting tersebut. Oleh karenanya, sudah sepantasnyalah manusia bersyukur kepada Sang Pencipta.




Dia-lah Rabb yang mengurus kita di siang dan di malam hari sebagaimana firman Allah,

قُلْ مَنْ يَكْلَؤُكُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ مِنَ الرَّحْمَ?نِ ? بَلْ هُمْ عَنْ ذِكْرِ رَبِّهِمْ مُعْرِضُونَ

“katakanlah: ‘Siapakah yang dapat memelihara kamu di waktu malam dan siang hari selain Allah) Yang Maha Pemurah?’…”(QS Al Anbiyaa’ 21: 42).


وَإِن تَعُدُّواْ نِعْمَةَ اللّهِ لاَ تُحْصُوهَا إِنَّ اللّهَ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ

Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS.An-Nahl 16:18)


وَآتَاكُم مِّن كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ وَإِن تَعُدُّواْ نِعْمَتَ اللّهِ لاَ تُحْصُوهَا إِنَّ الإِنسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ

Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah kamu dapat menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah). (QS. Ibrahim 14:34)


فَبِأَيِّ آلَاء رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ


Sungguh ni'mat Tuhan kamu yang manakah yang akan kita dustakan?

Selasa, 17 Januari 2012

FIQIH WANITA TERHADAP BATASAN PERHIASAN

Ummat Islam terkhusus muslimah selalu menjadi incaran para musuh ummat islam , mereka selalu berupaya menjauhkan muslimah kita dari etika keislaman. Membuat muslimah kita menghilangkan rasa malu dari pakaian penutup tubuh dan dari kesuciannya sehingga akhirnya kebanyakan perkara yang diharamkan justru seakan biasa dilakukan oleh kebanyakan kaum wanita, bahkan kebanyakan perkara yang diharamkan Islam berani mereka katakan “pendapat yang aneh”. Ini disebabkan karena sejak kecil mereka terdidik oleh hukum selain hukum islam.

Maka mari kita telaah perbuatan munkar yang diharamkan oleh din yang suci ini agar siapa pin yang berusaha menyelamatkan diri di dunia dan di akhirat bisa mewaspadainya :

1. Bersolek (berhias/ berdandan)
Islam secara tegas melarang wanita berdandan secara berlebihan.
“..dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu” (QS.Al Ahzab:33) .

dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hutairah bahwa ia menceritakan , Rasulullah bersabda, “ada dua golongan dari calon penghuni neeraka yang belum pernah kulihat , yaitu oran-orang pembawa cemeti seperti seekor sapi untuk digunakan memukul sesama manusia . serta kaum wanita yang berpakaian tetapi telanjang , berjalan lenggak-lenggok dan menggoda hati lelaki, kepala mereka tak ubahnya seperti punuk unta yang miring. Mereka tidak akan masuk Surga dan tidak akan mencium aroma Surga, padahal aromanya bisa tercium dari jarak sekian dan sekian”

Imam An-Nawawi dalam syarah beliau terhadap Shohih Muslim telah menukil beberapa penafsiran tentang sabda Radulullah , “Kasiyat ‘ariyat, mumilat mailat”. Sebagian ulama menafsirkan ,”seorang wanita menutup sebagian tubuhnya dan membukakan sebagian yang lain untuk meperlihatkan kecantikannya.”

Sebagian ulama lain menafsirkan,”seorang wanita mengenakan pakaian tipis yang transparan.”

Adapun sabda beliau, “mumilat mailat”, sebagian ulama ada yang menafsirkannya, “para wanita yang berjalan dengan menggunakan wangi-wangian yang merangsang orang yang dilewatinya.” (syarah muslim oleh An-Nawawi 14/40)

Penjelasan yang telah diuraikan di atas telah dijelaskan bagi kita bagaimana seharusnya kebanyakan wanita menutup aurat. Namun yang paling mengkhawatirkan adalah mereka yang ‘merasa’ menutup aurat sambil bersolek, sampai-sampai ada di atnara mereka yang berkeyakinan bahwa wnaita yang sudah menutup rambutnya atau sebagian besar saja berarti ia sudah mengenakan hijab yang sempurna.
Alloh berfirman ,

“..dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita…” (an.Nur:31)
Dalam sebuah hadits berdasarkan sabda Rasulullah, “Saudara sesusu sama haramnya dengan saudara kandung.” (diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim)

2. Mengenakan parfum di sisi laki-laki yang bukan Mahrom
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dan lainnya dengan sanad shahih dari Abu Musa Al-Asy’ari berkata , Rasulullah bersabda ,
“seorang wanita yang melewati suatu kaum dengan memakai parfum yang dapat tercim oleh mereka , maka dia adalah pezina.”

Al.Mubarokfuri berkomentar, “dokatakan ‘zaniyah’ karena dia telah merangsang birahi laki-laki dengan bau parfume yang ia pakai sehingga dengan bau tersebut mereka menoleh kepadanya. Barangsiapa yang menoleh kepadanya , maka ia telah berzina dengan kedua matanya. Maka hal itu adalah dosa.” (TuhFaty’l-Ahwaji:7118)

3. Mengubah yang telah diciptakan Alloh
Hal ini sehubungan dengan hadits yang akan diuraikan di bawah
Al bukhori dan Muslim meriwayatkan dari Ibnu Umar,

“bahwasanya Rasulullah melaknat seorang wanita yang menyambung rambut dan wanita yang meminta disambungkan rambut , serta melaknat wanita yang bertato dan meminta dibuatkan tato.” (diriwayatkan oleh Al.Bukhori dan Muslim serta dalilnya)

Syaikh Sholih bin Fauzan -hafizhohulloh- berkomentar, “wanita muslimah diharamkan untuk menghilangkan bulu alis semua atau sebagian dengan menggunakan alat apa pun, baik alat pencukur atau pemangkas atau menggunakan alat yang dapat membereskannnya semua atau sebagian saja, karena hal itu sama dengan mencabut bulu alis yang dilarang oleh Rasulullah, banyak sudah wanita hari ini yang terperosok ke dalam bencana yang besar itu, yang mana hal itu adalah termasuk dosa yang besar sehingga hal mencabut buku alis itu termasuk perkara penting pada hari ini. seorang istri tidak boleh menaati suaminya jika menyuruhnya melakukan hal  itu karena hal itu adalah bencana.” (silsilah Tau’iyatu ‘i-Hujjaj dengan urutan 28, dengan tajuk Al.Mukminat pada hal.27-28 dengan sedikit perhubahan)
Penjelasan di atas sesuai dengan hadits berikut ,

Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud bahwa Rasulullah bersabda , “Alloh telah melaknat wanita bertato dan yang meminta dibuatkan tato dan wanita yang mencabut dan yang meminta dicabutkan alis serta meregangkan giginya dan yang mengubah ciptaan Alloh.” (HR.Muslim)

Dari uraian hadist di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa contoh-contoh mengubah bentuk yang dimaksud ialah dengan membuat tato, meratakan gigi, menyambung rambut dan mencabut bulu alis. Dan diharamkan untuk kaum muslimin terkhusus wanita muslimah,

4. Tasyabuh (menyerupai) wanita kafir
Tasyabuh adalah kebiasaan menyerupai suatu golongan . ini termasuk dosa besar yang sudah tersebar luas dikalangan wanita. Laa Haula wa Laa Quwwata illa bilah. Wanita ‘muslim’ kebanyakan kafir secara terang-terangan dengan alasan yang mereka sebut ‘mode’. Mereka mengikuti pakaian , perhiasan, cara berjalan, berbicara bahkan dalam hal-hal yang bersifat dunia lainnya. Sampai jika merea dinasihati maka mereka mengira hal itu sesat. Sungguh setan pun tumbuh dalam hati-hati mereka.

Dalam sebuah hadits mashyur, rasulullah bersabda “barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia telah termasuk golongan mereka.” (diriwayatkan oleh Abu Dawud. Lihat shohih ‘i-jami’ish-shogir, 6149)

5. Mewarnai rambut dengan warna putih dengan cat yang bewarna hitam
Abu Dawud dan An-Nasa’i meriwayatkan sebuah hadits shahih dari Ibnu ‘Abbas dari Nabi SAW beliau bersabda, “akan ada pada akhir zaman segolongan kaum yang mewarnai rambut dengan warna hitam. Nanti nya mereka tidak akan mencium bau Surga.”

Adapun mewarnai rambut dengan warna apa saja (selain hitam), maka hukumnya boleh asalkan warna tersebut tidak permanen (selain hitam), maka hukumnya boleh asalkan warna tersebut tidak permanen.

6. Mengenakan celana
Termasuk pakaian buruk yang dikenakan oleh wanita adalah dinamakan bantolon (celana). Celan itu banyak dikenakan oleh remaja-remaja dan para wanita dewasa. Mereka mengenakan pakaian itu sekadar memaksakan diri dan bahwasanya pakaian itu hanya menutup warna kulit saja. Dan pada dasarnya, pakaian itu menjadikannnya sebagai sebuah sifat yang membawa kepada watak seseorang. Apalagi pakaian ithu memiliki model , waran , dan bentuk yang juga beragam sehingga sampai pada taraf yang menimbulkan bencana bagi orang-orang tua sebelum dirasakan oleh para pemuda. Laa haula wa Laa Quwwata Illa Billah.

Tak satu pun ulama terpercaya berbeda pendapat dalam mengharamkan wanita yang mengenakan bantolon tersebut di hadapan laki-laki yang bukan mahromnya karena perbuatan itu mengandung bahaya yang mana bahaya itu diketahui setiap orang yang memiliki akal sehat.

Lalu dimana posisi laki-laki yang bukan mahrom dan wali seorang wanita ? di mana semangat untuk kembali kepada perangai yang baik ? di mana keimanan kepada Alloh ? semua itu lenyap. Betapa kasihan, mereka dengan cepat meniru kaum lelaki dan wanita kafir. Mereka terperosok dengan cepat dalam mengikuti mode , adab dan tingkah laku. Mereka juga terperosok dengan cepat kepada semboyan “kami hanya ingin bersenang-senang pada masa muda kami.” Laa Haula wa La Quwwata illa Billah.

Syaikh Muhammad Al-Munajjid -hafizhohulloh- berkomentar, “celana itu tidak lepas dari kemunkaran. Sudah pasti pakaian itu sempit. Pakaian itu juga terbuat dari bahan yang tipis dan juga menempel pada tubuh. Sebagian orang berani bersumpah bahwa sebagian bantolon yang dikenakan para wanita itu lebih banyak menimbulkan bencana daripada jika wanita itu tidak mengenakannya.”

Sebagian wanita yang mengenakan bantolon itu sangat sempit sekali pada sebagian kedua kaki, dan terkadang persis dengan warna kulit sehingga dengan hal itu orang akan mengira ia tidak mengenakan pakaian sedikit pun hal itu sudah barang pasti adalah dosa yang sangat umum.

Oleh karena itu, sangat bijaksana sekali apa yang telah diharamkan oleh sebagian para ulama tentang wanita yang mengenakan celana, walaupun wanita itu mengatakan “celana itu lebar”.

Semuanya kita serahkan kepada Alloh tentunya , wanita itu boleh sja mengenakannya untuk suaminya. Apabila pakaian itu tidak menyerupai celana laki-laki dan juga tidak boleh dipakai di hadapan wanita muslimah lainnya, dan tidak juga di hadapan muhrimnya, apalagi di hadapan laki-laki yang bukan muhrimnya. Karena sebagian celana yang dikenakan wanita itu seperti “jeans” . celana itu tidak dapat membedakannya dengan laki-laki Amerika dan Eropa. Oleh karena itu, mengenakannya hukummnya dalah HARAM. Oleh karena itu sangat jelas bahwa pakaian itu adalah pakaian laki-laki kafir.

Khitbah Bukan Berarti Halal Ini-Itu

Aam, sebut saja begitu, sudah satu tahun yang lalu dikhitbah Anto, pria yang dikenalnya melalui suami salah satu teman se pengajiannya. Awalnya mereka sepakat menunda waktu pernikahan mereka hanya enam bulan setelah khitbah, namun karena saat mendekati waktu yang sudah ditentukan Anto belum juga mendapatkan kepastian soal kesiapan dirinya menikahi Aam, akhirnya pernikahan mereka tertunda kembali. Sampai kapan?

Kasus yang dialami Aam dan Anto, tentu bukan barang baru, tetapi juga bukan hal yang usang karena hingga sekarang hal seperti yang dialami kedua 'sejoli' itu juga masih sering terjadi. Hambatan-hambatan menjelang waktu pernikahan bisa datang silih berganti atau mungkin juga hambatannya "itu-itu saja" namun tidak pernah tersingkirkan. Ia bisa datang dari diri kedua calon pasangan tersebut, berupa kesiapan mental, kesiapan materi (termasuk disini, biaya pernikahan dan biaya pasca nikah) ataupun hal-hal lain yang bisa jadi diluar jangkauan mereka berdua, antara lain yang berkaitan dengan orangtua (soal kecocokan, menunggu "bulan baik" dan lain-lain).

Menikah, merupakan satu dari beberapa hal yang mesti disegerakan dan ini menjadi kewajiban atas muslim lainnya (dalam hal ini orang-orang terdekat) untuk membantu mempermudah prosesnya. Orang tua, tentu sangat signifikan perannya dalam mengusahakan pernikahan bagi anak-anaknya yang sudah cukup umur (baligh), terlebih jika anaknya adalah wanita. Ini penting, karena saat ini justru tidak sedikit penghalang terselenggaranya pernikahan itu tidak lain adalah orang tua sendiri. Selain orang tua, saudara atau sanak famili juga mempunyai kewajiban yang tidak sepele berkaitan dengan pelaksanaan nikah ini.

Yang sering kali tidak disadari para orang tua adalah mereka menganggap bahwa kewajibannya adalah sekedar mencarikan jodoh yang baik (bagi anak wanita), padahal mengusahakan sesegera mungkin penyelenggaraan pernikahan itu sendiri seharusnya menjadi perhatian yang penting. Karena ada kecenderungan, pengawasan, pembinaan yang ketat dan disiplin terhadap anak-anak mereka menjadi kendur, ketika si anak sudah dikhitbah. Para orang tua merasa kewajibannya untuk mengawasi sang anak sudah 'tergantikan' oleh calon suami si gadis. Sungguh, belum ada hak apapun bagi calon suami tersebut karena mereka belum ada ikatan apapun dan jelas antara mereka berdua bukan muhrim.

Berdasarkan pengalaman yang ada dan sering terjadi, hal-hal seperti itu (kendurnya pengawasan orang tua) terlihat dari interaksi yang terjadi antara dua sejoli calon suami istri itu. Sering kali mereka merasa boleh melakukan ini-itu dengan dalih, toh sebentara lagi juga akan menjadi suami/istri karena sudah khitbah. Padahal, justru disaat-saat antara khitbah dan menikah inilah kedua calon suami/istri semakin memperbanyak ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah, serta senantiasa menjaga kehormatannya hingga masanya tiba saat akad nikah. Karena diseberang lain, syaithan penggoda orang-orang beriman tengah berancang-ancang siap menerkam kelengahan dua pasang manusia yang menunggu saat pelaksanaan nikah yang memang sering kali membawa kepada perbuatan dosa zina jika keduanya tidak bisa bersabar menahan gejolak nafsu. Dari mulai zina hati hingga zina badan, naudzubillahi min dzalik.

Tidak hanya orang tua, masyarakat pun bisa berperan dalam menciptakan kondisi dimana anak-anak muda disekitarnya berpotensi berbuat dosa zina. Mereka yang awalnya sangat anti dengan model-model berpacaran dikalangan anak muda dan senantiasa melakukan pengawasan terhadap anak-anak muda dilingkungannya, khususnya yang berkaitan dengan soal berpacaran, kemudian bisa 'memaklumi' dua calon pasangan yang berjalan berdua-duaan didepan mata mereka hanya karena mereka sudah mempunyai 'ikatan' lamaran. Padahal juga, sebelum dilamar, si gadis selalu dikuntit dan ditunggui kerabat atau orang tua jika hendak kemana-mana.

Contoh lain, saling bertelepon sampai berjam-jam (bahkan tiap hari) sangat mungkin menimbulkan bunga-bunga dihati yang menyebabkan zina hati dan ada rasa selalu ingin bertemu, maka kemudian akhirnya bertemu, jadilah zina mata. Syaitan tak pernah lengah mengkompori manusia melakukan dosa-dosa besar, sedetikpun cukup untuk membuat manusia lupa diri dan selanjutnya nafsu manusia sendiri yang akan menjadi pendorong ke arah dosa. Jangan beri kesempatan!

Kalau memang alasannya adalah komunikasi, mungkin masih lebih baik menggunakan media tulisan (surat atau email), asalkan isi tulisannya tidak juga menumbuhkan bunga-bunga pendorong nafsu. Untuk komunikasi menggunakan telepon, sebaiknya dibatasi pada kebutuhannya terhadap persoalan yang perlu dibicarakan, singkat, jelas, fokus. Tutup telepon jika pembicaraan sudah keluar dari hal yang mesti dibicarakan. Sikap ini butuh perjuangan dan ketegasan dari kedua calon pasangan bahwa mereka sama-sama tidak ingin mengawali pernikahan yang sungguh suci dengan kekotoran hati.

Sedangkan untuk bertemu, sebaiknya dibuat seminimal mungkin dan tidak mencari-cari alasan (yang terkadang tidak rasional dan hanya menuruti nafsu) untuk bertemu. Pertemuan sebaiknya dibuat sesingkat mungkin dan harus ditemani oleh orang tua atau kerabat si wanita. Uniknya, karena saking 'sopannya', para orang tua juga terkadang merasa risih atau "tidak ingin mengganggu" privacy kedua calon tersebut. Padahal semestinya ia tahu bahwa sikapnya itu sangat berperan menimbulkan benih-benih zina yang mengotori hati keduanya.

Sekali lagi, makna 'menyegerakan' adalah agar kedua calon pasangan terhindar dari dosa-dosa zina. Jika memang pernikahan itu harus tertunda sekian waktu, kurangi potensi zina mata dan hati dengan shaum sunnah dan olah raga, juga menghindari makanan dari protein hewani tinggi. Tambahkan pertahanan diri dengan memperbanyak berhubungan dengan Allah lewat shalat-shalat sunnah, dzikir dan amal shaleh lain, perbanyaklah berdo'a mohon kekuatan dari Nya. Wallahu a’lam bishshowwaab