Pada tahun 2004 menurut sebuah survey di Indonesia ada sebanyak 65,6  juta wanita terpapar asap rokok, baik sebagai perokok aktif maupun  perokok pasif. Karena para suami merokok lebih banyak saat berada di  dalam rumah saat bersama istri dan anak. Bahaya merokok tak hanya mengintai wanita hamil yang merokok aktif saja, tetapi wanita perokok pasif pun memiliki resiko yang sama. 
Dari beberapa penelitian klinis diperoleh fakta pengaruh asap rokok bagi kandungan antra  lain bayi lahir prematur, bayi terlahir dengan gangguan jantung bawaan,  keguguran dan cacat pada janin seperti bibir sumbing. Bahaya merokok  bagi ibu hamil ini menjadi perhatian bagi WHO untuk mengkampanyekan berhenti merokok demi keselamatan bayi dan anak-anak.
Asap rokok yang mengandung sekian banyak jenis racun sangat berbahaya  kandungan. Bahaya merokok salah satunya adalah membuat fungsi saluran  telur pada wanita menjadi terganggu, maka sel telur yang sudah terbuahi  dan menjadi calon janin tidak bisa menempel pada dinding rahim akibatnya  calon janin tadi tidak dapat berkembang secara normal. Kondisi ini  disebut dengan endometriosis.
Keguguran pada janin juga menjadi akibat dari bahaya merokok. Resiko  keguguran ini disumbangkan akibat sperma si ayah yang seorang perokok.  Racun-racun yang terdapat di dalam rokok dapat merusak DNA dan mengubah  bentuk sperma. Maka setelah proses pembuahan, kelainan pada sperma si  ayah tadi menyebabkan kecacatan pada janin bahkan keguguran.
Seorang ibu hamil yang memiliki kebiasaan merokok dapat beresiko bayi  terlahir dengan cacat bawaan bibir sumbing. Sebuah media informasi yaitu  Reutershealth pernah mempublikasikan bahwa sebuah penelitian di  Universitas Bergen Norwegia membuktikan sejumlah 573 bayi dari 1.336  kelahiran menderita bibir sumbing. Hasilnya, ditemukan adanya kebiasaan  merokok aktif dari ibu bayi-bayi tersebut.
Selain itu ibu hamil yang terpapar asap rokok baik secara aktif atau  tidak dapat menyebabkan bayi terlahir dengan berat badan kurang. Racun  nikotin dapat mempengaruhi bahkan menghambat proses aliran darah dari  ibu kepada janin, akibatnya perkembangan bayi menjadi terlambat. Kondisi  ini berjalan terus hingga memasuki masa persalinan, dan menyebabkan  bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram. Selain berat badan  rendah, bayi juga dapat lahir premature atau lahir dalam usia yang belum  matang. Bayi premature pada umumnya memiliki perkembangan organ dalam  yang belum sempurna, sehingga ia sangat rentan terhadap beberapa  penyakit.

0 komentar:
Posting Komentar