Sudah berapa purnama kita bersama, Sayang?
Melalui detik yang bergulir di tangkai-tangkai hari
Melewati hari yang menelisik pucuk-pucuk waktu
Berlarian aku memunguti percikan-percikan cintamu yang berserakan dimana-mana seperti randu yang meranggas
Engkau melenakanku dengan kelembutan sikapmu
Kedewasaan pikiranmu menghisap habis remah-remah ke-egoisanku
Memanjakanku hingga aku kewalahan menggapai malam
Menaburiku dengan gula-gula dari ladang kesetiaan
Betapa beruntungnya aku sampai tak sadar embun melirikku cemburu
Sayang, tahukah engkau?
Tidak sedkitpun terselip sesal saat dua tahun lalu engkau tanpa malu-malu mencuri aku dari Ibuku
Karena jauh-jauh hari kau telah berhasil mencuri hati keluargaku, memborongnya satu per satu
Dan sayang, tahukah engkau?
Betapa kebahagiaan menggenang saat aku mengandung Buah Cinta kita
Menenggelamkanku dalam kolam madu karena sebentar lagi akan ada seseorang yang memanggil kita Ayah dan Bunda
Sang Malaikat elok yang hadir sembilan bulan kemudian, bernama Rafif Arshad Dianto
Melalui detik yang bergulir di tangkai-tangkai hari
Melewati hari yang menelisik pucuk-pucuk waktu
Berlarian aku memunguti percikan-percikan cintamu yang berserakan dimana-mana seperti randu yang meranggas
Engkau melenakanku dengan kelembutan sikapmu
Kedewasaan pikiranmu menghisap habis remah-remah ke-egoisanku
Memanjakanku hingga aku kewalahan menggapai malam
Menaburiku dengan gula-gula dari ladang kesetiaan
Betapa beruntungnya aku sampai tak sadar embun melirikku cemburu
Sayang, tahukah engkau?
Tidak sedkitpun terselip sesal saat dua tahun lalu engkau tanpa malu-malu mencuri aku dari Ibuku
Karena jauh-jauh hari kau telah berhasil mencuri hati keluargaku, memborongnya satu per satu
Dan sayang, tahukah engkau?
Betapa kebahagiaan menggenang saat aku mengandung Buah Cinta kita
Menenggelamkanku dalam kolam madu karena sebentar lagi akan ada seseorang yang memanggil kita Ayah dan Bunda
Sang Malaikat elok yang hadir sembilan bulan kemudian, bernama Rafif Arshad Dianto
Sayang, masih beribu purnama menanti untuk kita kunjungi
Berjuta mimpi menunggu untuk disambangi
Maka dekap aku erat, genggam jemariku lekat
Kita kayuh perahu bersama agar tak oleng ditelan ombak
Jangan hiraukan mendung yang sesekali menggelayut manja
Atau kerikil tajam yang terinjak tak sengaja pada alas sepatu
Karena aku yakin bahwa awan bahagia akan tetap menaungi kita
Sayang, larutkan jiwa dan ragaku dengan secangkir cinta yang kau punya
Setiap hari, tanpa henti, hingga purnama silih berganti
I love you so much. Thanks for everything that you gave to me .....
0 komentar:
Posting Komentar