Berikut sekelumit kisah seorang anak belia yang hafal Asma'ul Husna serta surat-surat pendek beserta artinya. Dalam gendongan sang bunda, Kamila Permatasari (6) bergelayut manja. Meski agak malu-malu, dia menjawab setiap pertanyaan yang diajukan untuk menguji metode Hanifida yang diajarkan ibunya. Dengan cepat, dia menjawab urutan Asmaul Husna dan surat pendek Alquran beserta artinya saat ditanya secara acak.
"Sebutkan Asmaul Husna yang ke-50," tanya sang bunda, Khairotul Idawati.
"Asy Syahidu artinya yang Maha Menyaksikan," sahut Kamila.
"Asmaul Husna ke-10," tanya Idawati.
"Al Mutakabbir artinya yang memiliki kebesaran," jawab bocah perempuan yang mengenakan baju warna kuning ini.
"Asmaul Husna yang terakhir," tanya Idawati lagi.
"Asy Shaburu artinya yang maha penyabar," jawab Kamila.
Tidak hanya Asmaul Husna, Kamila pintar menghafal sebagian besar ayat-ayat dalam surat pendek Alquran beserta artinya.
"Saya ngajari Kamila metode Hanifida dengan buku-buku ini sepulang sekolah. Kamila pemalu, kadang kalau ditanya orang nggak mau menjawab," tutur Idawati.
Sebelumnya, sebuah metode menghafal cepat Asmaul Husna kurang dari dua jam, diperkenalkan pada ratusan santri/santriwati Syaroful Millah Penggaron Kidul Minggu (16/8) pekan lalu. Metode itu, memungkinkan santriwan/santriwati, menghafal cepat nama suci Allah SWT lengkap dengan arti dan urutannya yang berjumlah 99.
Diciptakan oleh suami istri Hanifudin Mahadun dan Idawati Mahmud (Hanifida), metode ini diklaim telah diperkenalkan ke Sumatera, Sulawesi hingga Kalimantan.
“Teknik hafal cepat ini didasari konsep menghafal efektif. Santri akan cepat hafal minimal dua jam setelah memahami metode yang diberikan,” kata Idawati.
Menghafal efektif, dapat memanfaatkan sistem cerita, sistem pengganti, sistem lokasi, sistem angka bahkan sistem kalimat. Metode yang diperkenalkan sejak 2006 itu, sekaligus mengasyikkan, menghibur dan edukatif. Santri misalnya, diajak untuk mengenal Asmaul Husna sembari mengucapkan kalimat berkesan sebagai penjembatan cepat hafal.
“Ustad Rahim sangat penyayang dan selalu memberikan donat untuk murid muridnya. Kalimat penanda ini merupakan cara agar kita ingat Asma Allah yang artinya maha penyayang,” tambah Selly seorang trainer tim.
Diapresiasi Gus Mus
Pertengahan Juni 2007, sebelum metode ini tersebar luas, Ida dan suaminya Hanif, sowan ke kediaman KH A Mustofa Bisri (Gus Mus) di Rembang. Gus Mus dengan tangan terbuka menerima kedua alumni Institut Keislaman Hasyim Asy’ari (IKH) Tebu Ireng Jombang itu.
Setelah bertemu tiga jam, kiai yang seniman itu pun mengusulkan agar teknis hafal cepat ini dijadikan hasanah metode pesantren. ’’Gus Mus mengusulkan temuan teknik ini diberi nama Hanifida.”
"Sebutkan Asmaul Husna yang ke-50," tanya sang bunda, Khairotul Idawati.
"Asy Syahidu artinya yang Maha Menyaksikan," sahut Kamila.
"Asmaul Husna ke-10," tanya Idawati.
"Al Mutakabbir artinya yang memiliki kebesaran," jawab bocah perempuan yang mengenakan baju warna kuning ini.
"Asmaul Husna yang terakhir," tanya Idawati lagi.
"Asy Shaburu artinya yang maha penyabar," jawab Kamila.
Tidak hanya Asmaul Husna, Kamila pintar menghafal sebagian besar ayat-ayat dalam surat pendek Alquran beserta artinya.
"Saya ngajari Kamila metode Hanifida dengan buku-buku ini sepulang sekolah. Kamila pemalu, kadang kalau ditanya orang nggak mau menjawab," tutur Idawati.
Sebelumnya, sebuah metode menghafal cepat Asmaul Husna kurang dari dua jam, diperkenalkan pada ratusan santri/santriwati Syaroful Millah Penggaron Kidul Minggu (16/8) pekan lalu. Metode itu, memungkinkan santriwan/santriwati, menghafal cepat nama suci Allah SWT lengkap dengan arti dan urutannya yang berjumlah 99.
Diciptakan oleh suami istri Hanifudin Mahadun dan Idawati Mahmud (Hanifida), metode ini diklaim telah diperkenalkan ke Sumatera, Sulawesi hingga Kalimantan.
“Teknik hafal cepat ini didasari konsep menghafal efektif. Santri akan cepat hafal minimal dua jam setelah memahami metode yang diberikan,” kata Idawati.
Menghafal efektif, dapat memanfaatkan sistem cerita, sistem pengganti, sistem lokasi, sistem angka bahkan sistem kalimat. Metode yang diperkenalkan sejak 2006 itu, sekaligus mengasyikkan, menghibur dan edukatif. Santri misalnya, diajak untuk mengenal Asmaul Husna sembari mengucapkan kalimat berkesan sebagai penjembatan cepat hafal.
“Ustad Rahim sangat penyayang dan selalu memberikan donat untuk murid muridnya. Kalimat penanda ini merupakan cara agar kita ingat Asma Allah yang artinya maha penyayang,” tambah Selly seorang trainer tim.
Diapresiasi Gus Mus
Pertengahan Juni 2007, sebelum metode ini tersebar luas, Ida dan suaminya Hanif, sowan ke kediaman KH A Mustofa Bisri (Gus Mus) di Rembang. Gus Mus dengan tangan terbuka menerima kedua alumni Institut Keislaman Hasyim Asy’ari (IKH) Tebu Ireng Jombang itu.
Setelah bertemu tiga jam, kiai yang seniman itu pun mengusulkan agar teknis hafal cepat ini dijadikan hasanah metode pesantren. ’’Gus Mus mengusulkan temuan teknik ini diberi nama Hanifida.”
0 komentar:
Posting Komentar