Wahai seluruh manusia, kamulah yang butuh kepada Allah, dan Allah Dia-lah Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (QS. Faathir 35:15)
Jika kamu dan orang-orang yang ada di muka bumi semuanya mengingkari (nikmat Allah), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (QS. Ibrahim 14:8)
Barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia. (QS. An Naml 27:40)
*****
Usai shalat Zhuhur dan mengaji di Mushola, anak-anak panti asuhan "Rindu Bunda" bergegas ke ruang makan, lauk ala kadarnya terhidang di meja makan itu. Ada sayur, tempe dan tahu. Nisa dan Ayu perih membayangkan apa yang mereka makan sehari-hari jauh dibandingkan dari apa yang anak-anak panti makan.
"Kadang ada yang ngasi ayam satu ekor, dimasak, lalu dimakan ramai-ramai. Kadang ada yang mengundang makan, semua rezeki dari Allah Nak Ayu dan Nisa". Ucap Ibu Panti (Nurhayati) yang mengabdikan hidupnya untuk mengurus anak-anak yang sangat membutuhkan kasih sayang dan bimbingan itu.
Nisa dan Ayu membantu mengambilkan makanan, "Jangan lupa berdo'a ya anak-anak..". Ayu mengingatkan.
"Ali makan nggak baca do'a, Bundaa..". Teriak Qitri kecil mengadu. Ali membelalakkan matanya ke arah Qitri. "Nanti Allah-kan jadi sedih, Ali.. kasihankan?..".
Mendengar ucapan si kecil, Ayu dan Nisa kaget seraya mengernyitkan dahinya. Allah sedih?.. kasihan sama Allah?.. astaghfirullaah.. darimana Qitri belajar semua ini?!. Mereka berdua saling berpandangan.
"Kok Qitri bilang begitu, sich?" Tanya Ayu menghampiri si kecil. "Iya Bunda.., kemarinkan Qitri dapat surat dari Allah". Ayu tambah kaget, "Surat dari Allah?.. Al Qur'an?".
Terlihat Qitri kehabisan kata-katanya untuk menjelaskan, ia menarik tangan Ayuning untuk mengikutinya. Nisa yang menangkap ketidakberesan mengikuti dari belakang, sementara anak-anak panti lain masih melanjutkan makan siangnya.
Kamar yang sungguh sederhana. Disitulah si kecil Qitri tidur, ia kelihatan sibuk mencari sesuatu, tiba-tiba wajah mungil itu tersenyum riang, ia memberikan sebuah buku indah kepada Ayuning.
Wajah Ayu pucat. Nisa menghampirinya, "Ada apa, Yu?". Ayu memberikan buku itu pada Nisa, Perlahan Nisa membaca rangkaian kata demi kata dalam buku itu.
Untukmu yang selalu Kucintai,
Saat kau bangun di pagi hari, Aku memandangmu dan berharap engkau akan berbicara kepadaKu. Bercerita, meminta pendapatku, mengucapkan sesuatu untukKu walaupun hanya sepatah kata. ... Sebelum makan siang, Aku melihatmu memandang ke sekeliling, mungkin engkau merasa malu untuk berbicara kepadaKu, itulah sebabnya engkau tidak sedikitpun menyapaKu. Engkau memandang tiga atau empat meja sekitarmu dan melihat beberapa temanmu berbicara dan menyebut namaKu dengan lembut sebelum menyantap makanan yang Kuberikan, tetapi engkau tidak melakukannya.. ... Ah.. tak juga kau menyapaKu. Shubuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib, Isya dan Shubuh, lagi-lagi kau masih mengacuhkan Aku. Tak ada sepatah kata, tak ada seucap do'a, tak ada pula harapan dan keinginan untuk bersujud kepadaKu...
Apakah salahKu padamu..? rezeki yang Kulimpahkan, kesehatan yang Kuberikan, harta yang Kurelakan, makanan yang Kuhidangkan, keselamatan yang Kukaruniakan, kebahagiaan yang Kuanugerahkan, apakah hal itu tidak membuatmu ingat kepadaKu ???. Percayalah, Aku selalu mengasihimu, dan Aku tetap berharap suatu saat engkau akan menyapaKu, memohon perlindunganKu, bersujud menghadapKu.. Kembali kepadaKu.
Yang selalu menyertaimu setiap saat, ALLAH Ayu terlihat goncang, "Qitri dapetin buku ini darimana..??".
"Dikasi Ibunya Salsa.. bukunya cantik ya Bunda?, Qitri senaang sekali. Baca buku ini Qitri jadi selalu ingat Allah. Kasihan sama Allah..".
Tangis Ayu pecah. Nisa memberi isyarat Ayu supaya tenang, "Istighfar Ayu..". Ucapnya. Ayu membisikkan sesuatu kepada Nisa, kemudian meninggalkan mereka. Qitri kecil kebingungan.
"Kok Bunda Ayu nangis, Bunda Nisa?.. kok Bunda Ayu pergi?.. Qitri salah apa Bunda..??".
Si kecil menangis seraya memeluk Nisa, ia mengira Ayu meninggalkannya karena ia telah menerima pemberian dari Ibunya Salsa. Tak terasa air mata Nisa ikut mengalir, perlahan ia melepaskan rangkulan Melati kecil, dan menciumi keningnya.
"Bunda Ayu nangis karena sayang sama Qitri, ia pergi mau beliin Qitri Juz Amma. Nanti Qitri bisa membaca surat dari Allah, kalau ini bukan surat dari Allah... Allah itu Maha Kaya, sayang.. Ia tak pernah sedih jika kita melupakan-Nya, Ia tak butuh apa-apa dari kita, tetapi kitalah yang senantiasa membutuhkan-Nya.
Allah yang memberi kita makan ketika kita lapar, Allah yang memberi kita minum ketika kita haus, Allah yang menyembuhkan kita ketika kita sakit. Kita harus selalu bersyukur kepada Allah".
"Allah sayang sama Qitri nggak ya.. Bunda?". Nisa tersenyum, "Tentu dong.., Allah sayaaang sekali sama Qitri".
Mata si kecil berbinar. "Iya Bunda?!... kalau Qitri minta pada Allah untuk bertemu Bunda Qitri, Allah kasi nggak ya, Bunda Nisaa..? Qitri rinduuu sekali, pasti Beliau sebaik dan secantik Bunda Ayu yaa..".
Nisa bingung untuk menjawab. Tiba-tiba Ayu datang, mengucapkan salam pada keduanya. Seketika suasana kamar berubah. Terdengar merdu alunan suara Ayuning membaca Al Qur'an yang diikuti Qitri kecil, sedang Nisa membacakan terjemahannya.
Haripun berganti petang, Ayu dan Nisa pamit pulang, "Titip anak-anak ya Bu.. Assalaamu'alaikum". Anak-anak mengiringi kepergian mereka, si kecil dengan berat hati melepaskan pelukannya pada Ayuning dan Nisa. Lindungi mereka Ya Allah, Berikan Cahaya Untuk Melati. Ucap Nisa dalam hati seraya menggenggam erat tangan Ayuning, keduanya berlalu meninggalkan anak-anak manis itu.
*****
Dari Abu Dzar r.a. dari Nabi Saw, Beliau bersabda bahwa Allah Ta'ala telah berfirman: Hai hamba-Ku!, kamu tidak akan dapat memberikan mudharat kepada-Ku. Seandainya kamu dapat, tentu kamu telah memudharati-Ku. Dan kamu tidak dapat memberikan manfaat kepada-Ku. Seandainya kamu dapat, tentu kamu telah memanfaati-Ku.
Hai hambaku!, Seandainya orang-orang yang sebelum dan sesudah kamu, manusia maupun jin, lebih taqwa daripada orang yang paling taqwa diantara kamu, maka hal itu tidak akan menambah sesuatu apa bagi kekuasaan-Ku.
Hai hamba-Ku!, Seandainya orang-orang yang sebelum dan sesudah kamu, manusia maupun jin, lebih durhaka daripada orang yang paling durhaka di antara kamu sekalian, maka hal itu tidaklah mengurangi sesuatu apa bagi kekuasaan-Ku.
Hai hamba-Ku!, Seandainya orang yang sebelum dan sesudah kamu, manusia maupun jin, mereka berkumpul pada suatu tempat yang luas, lalu mereka meminta kepada-Ku dan Kupenuhi permintaan mereka itu semuanya, maka hal itu tidak akan mengurangi sesuatu apa dalam perbendaharaan-Ku. Melainkan hanya seperti berkurangnya sebuah jarum bila dimasukkan ke dalam samudra.
Hai hamba-Ku!, Hanya amal kamu sajalah yang Kuperhitungkan untukmu, lalu Kubayar penuh pahalanya. Maka siapa yang beroleh kebaikan, hendaklah dia memuji Allah Ta'ala, dan siapa yang beroleh lain dari kebaikan, maka janganlah dia mencela siapa-siapa kecuali akan dirinya sendiri (karena dia yang bersalah). (HR. Muslim)
0 komentar:
Posting Komentar