“Adikmu naik apa ke Surabaya?” tanya ayah saya di telepon pagi itu. “Bus ke arah Bungurasih, Yah.”
“Ada peraturan baru, katanya sekarang semua bus jalur pantura diarahkan ke terminal Osowilangon. Nggak ada yang ke Bungurasih. Tapi nggak tahu itu berlaku mulai kapan.”
Oh, ya? Terlintas kejadian beberapa hari yang lalu. Apakah itu ada hubungannya dengan bus yang saya tumpangi lintas trayek?
Sopir-sopir bus di jalur pantura ngalap berkah setelah libur akhir pekan berakhir. Penumpang akan berjubel hingga bus terasa seperti panggangan roti, panas. Tapi tak semua sopir bus mengalami nasib seberuntung bus PO Sabar Indah yang saya tumpangi pagi itu. Tidak biasanya bus ini mempunyai trayek yang berakhir di terminal Purabaya. Tapi karena terdesak oleh waktu saya naik saja tanpa sempat curiga.
Perjalanan menjadi semakin aneh ketika sopir PO Sabar Indah melambatkan laju kendaraan. Saya perhatikan dari belakang bus kami dikuntit oleh bus jurusan terminal Purabaya yang lain. Sopir membiarkan bus yang berada di belakang kami melaju lebih dulu. Tetapi begitu menuju gerbang tol, bus yang sedari tadi menguntit kami tiba-tiba memotong jalan. “Ada apa ini?” tanya saya dalam hati.
Tersadar sesaat kemudian. Rupanya PO Sabar Indah telah bermain curang. Tim mereka sengaja mengganti plang jurusan yang ada di kaca depan. Memang tidak ada pertengkaran di antara sopir-sopir itu, namun pastinya membawa kekecewaan bagi penumpang. “Setoranku nggak nutut, lho,” kata sopir bus saya membela diri. “Podho wae, wis podho-podho ono dalane, ojo nakalan,” bantah sopir yang satunya tak kalah sengit. Setelah itu mereka mengancam akan melaporkan PO Sabar Indah ke pihak yang berwajib.
Rupanya penumpang yang banyak telah menggelapkan mata sopir bus PO Sabar Indah. Padahal saya pikir diberinya nama sabar indah adalah sebagai doa agar kesabaran itu membuahkan rezeki yang halal dan thoyyib. Bukankah Rosulullah telah bersabda bahwa, "Janganlah kamu merasa, bahwa rezekimu terlambat datangnya, karena sesungguhnya tidaklah seorang hamba akan mati, hingga telah datang kepadanya rezeki terakhir (yang telah ditentukan) untuknya, maka tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rezeki, yaitu dengan mengambil yang halal dan meninggalkan yang haram." (HR. Ibnu Majah, Abdurrazzaq, Ibnu Hibban, dan al-Hakim, dishahihkan oleh al-Albani).
Lemahnya iman telah menyebabkan kita tidak yakin lagi dengan janji-janji Allah Ta’ala. Seolah-olah tujuan hidup kita hanyalah dunia, mencari makan, kekuasaan, dan kekayaan.
"Akan datang pada manusia suatu saat dimana seseorang tidak peduli dari mana hartanya didapat, apakah dari yang halal atau yang haram." (HR Ahmad dan Bukhari)
Bersabarlah! Bersabarlah dalam menjaga larangan Allah, menjalankan ketaatan kepada-Nya, menjalankan usaha yang jujur, selalu bekerja keras, dan tekun dalam mencari rezeki yang halal.
Bersabarlah! Untuk tidak melakukan sesuatu yang diharamkan oleh Allah hanya karena ingin mengejar dunia dan kenikmatan semu, rezeki yang sudah ditakdirkan untuk kita tidak akan pernah diambil oleh orang lain bahkan pesaing kita sekalipun!
Dan bila kita masih berambisi mengejar dunia semata dengan meninggalkan ketaan kepadaNya, maka boleh jadi Allah akan memenuhi ambisi kita, tapi ingat di akhirat kita tidak akan mendapatkan apa-apa kecuali siksa yang sangat pedih.
Dan ketika sabar diperintahkan Allah kepada kita semua, maka Allah pun adakan sebab-sebab yang membantu dan memudahkan seseorang untuk bersabar.
Ketahuilah tabiat dari kehidupan yang kita jalani adalah cobaan yang selalu menyertai kita karena manusia diciptakan dalam keadaan susah payah sesuai dengan firman Allah dalam QS. Al Balad: 4 yang artinya, “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.” Sabar adalah kunci kesuksesan seorang hamba, sebagaimana dijelaskan Allah dalam QS. Ali Imran: 200 yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.”
Jika mereka tahu balasan atas kesabaran dalam menjemput rezeki Allah, niscaya tak akan terjadi ketakutan setoran hari itu tak memenuhi target pada sopir bus PO Sabar Indah, karena sesuai dengan firman Allah, “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan.
Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan:”Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun”. Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabbnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk” (Qs. Al Baqarah: 155-157).
Ibnul Qayyim menyatakan: “Apabila seorang mengetahui kebaikan yang ada pada amalan yang diperintahkan dan akibat buruk dan kejelekan yang ada pada amalan yang dilarang sebagaimana mestinya, kemudian ditambah dengan tekad kuat dan motivasi tinggi serta harga diri maka insya Allah akan dapat bersabar dan semua kesulitan dan kesusahan menjadi mudah baginya.
Tapi kalau sudah bermain curang begini, sebanyak apapun uang yang didapatkan hari itu akankah menjadi berkah bagi diri mereka dan bagi yang mereka nafkahi kebutuhannya? Dan bilamana menjadi kaya, akankah kekayaan yang didapatkan akan pernah membuat bahagia? Tidak! Justru hal itu akan membuat hati sempit, jiwa terasa sesak, anak, isteri dan teman menjadi musuh, dan sedekah kita tak lagi bermanfaat.
Tidaklah kelapangan rezeki dan amalan diukur dengan jumlahnya yang banyak, tidaklah panjang umur dilihat dari bulan dan tahunnya yang berjumlah banyak. Akan tetapi, kelapangan rezeki dan umur diukur dengan keberkahannya." Wallohu a’lam bishshowab.
0 komentar:
Posting Komentar