Pada suatu hari iblis berbaris rapih.. mempersiapkan pasukannya. Hari ini hari jum’at, hari raya mingguan umat Islam. Tidak seperti biasa, hari ini mereka yang tidak terbiasa mendatangi masjid, akan memenuhi serambi-serambi masjid untuk menunduk dihadapan Alloh. Hari ini mereka yang tidak terbiasa menafkahkan rizkinya, tergelitik untuk mengisi kotak-kotak amal, menyisihkan rupiah untuk pengemis yg biasanya jumlahnya meningkat dihari jum’at. Ahiya, hari ini perang besar…
“Siap, pasukan…”
“Labaik…”
Pidato pimpinan perang hari jum’at dihadapan prajurit yang khusyuk mendengarkan.
“Hari ini tugas kita akan bertambah. Ummat muslim akan dipenuhi cahaya kebaikan hari ini. Ingat pasukanku.. mereka yang menyebabkan kita terusir dari surga nan indah.. ingat pasukanku, bagaimanapun caranya…jerumuskan mereka bersama kita di neraka kelak…”
Wusss… api berkobar.. seperti semangat iblis…
“baiklah.. sekarang kalian menyebar.. carilah mangsa.. ingat! Harus berhasil…”
“siappppppppp!!!!!!!!”
……………………
Dalam kerjap mata iblis menghilang dari pandangan sang pemimpin..
“haha.. manusia.. engkau terlalu hina untuk menikmati surga..”
Mereka melesat, melewati sungai, gang-gang kecil, terminal, tempat-tempat hiburan, kantor-kantor, tidak satu titikpun yang terlewati. Mendekap kutub utara, menyebrangi samudera. Mendatangi lulusan-lulusan oxford, mendatangi mahasiswa-mahasiswa Al Azhar, mendatangi mahasiswa unsoed (kenapa harus unsoed? Tnya pada sang iblis), mendatangi gedung pentagon (masih ada umat Islam disana), mendatangi kedutaan-kedutaan besar, drilling shore lepas pantai, gedung-gedung pemerintah, pangkalan-pangkalan ojek, pasar-pasar, super Mall, tempat-tempat shooting, pedalaman-pedalaman Kalimantan, café-café, rumah-rumah petak, rusun, sungguh tiada satu titikpun yang tersisa.
Sementara itu..
Didunia manusia..
Semua berjalan seperti biasa… perang apa? Iblis bertepuk sebelah tangan. Disini kami sudah terjaga sejak subuh tadi, bahkan jauh sebelumnya. Menyelesaikan tadarus. Bersiap-siap sembari mendengarkan ceramah pagi di radio. Memulakan hari dengan doa-doa baik, dzikir pagi, ahiya menyisihkan sebagian harta (semoga malaikat hari ini mendoakan keberkahannya)..
Melangkahkan kaki keluar rumah dengan hati yang tertambat akan makna ibadah. Inna sholatii, wanusuki, wamahyaya, wamamatii lillahi robbil ‘alamin…
Menjemput rizki.. menjadikannya sbg ibadah. Sungguh, hanya karenaNya. Menanamkan benih-benih taat. Meninggalkan tipu daya dunia. Tanpa terasa lantunan ayat Al Quran mulai terdengar dari masjid-masjid disekitar kantor. Bertanda sebentar lagi waktu sholat Jum’at. Ah.. kami tidak berselera lagi untuk sejenak hang-out di café sebelum sholat jum’at. Ikhwan kami terlalu tangguh untuk tergoda urusan itu. Kami berlomba mendapatkan shaff terdepan.
Waktu istirahat tiba. Akhwat-akhwat berduyun mendatangi holaqoh-holaqoh ilmu. Atau sekedar menunggu sholat dhuhur dengan menghabiskan beberapa halaman Al Qur’an. Tidak berselera kami mengobrol sana sini, menggunjing, membicarakan aib orang lain. Tertawa kencang-kencang. Kami ingin menutup 36 pintu kemaksiatan dari lisan yang tidak terjaga. Sungguh,amalan kami masih terasa sangat sedikit apatah kami harus menambah dosa? Kami tidak ingin menjadi bagian penghuni neraka.
Sepanjang hari ini. Hanya ibadah..
Menyelesaikan malam dengan Qiyamul Lail.. menengadahkan tangan.. menundukkan hati kami di hadapanNya. Memohon keistiqomahan.. shirotol mustaqim.. memohon hadirnya keikhlasan..
Bagaimana bisa iblis menggoda kami. Sungguh, tidak ada meski satu celah pun…
Sementara itu..
Didunia malaikat..
Pagi ini dua malaikat mendatangi tiap jiwa, menyeru untuk berinfak*).. mendoakan mereka yang mendermakan hartanya hari ini. Sungguh malaikat hari ini sibuk sekali mencatat. Catatan kebaikan yang indah.
Malaikat berjaga dipintu pintu masjid, mencatat mereka yang datang di awal waktu. Menyediakan buku laporan lengkap (ahiya.. malaikat membawa banyak bendera untuk ditancapkan dipintu masjid dgn catatan nama sesuai urutan kehadiran).
Sebagian merentangkan sayapnya memenuhi langit dunia**). Memanjatkan doa-doa kebaikan bagi mereka yang berkumpul dalam holaqoh ilmu. Sebagian mencatat kebaikan mereka yang menghabiskan waktu membaca AlQur’an***). Sebagian menemani mereka yang sungguh kesulitan menyudahi pekerjaannya, terpaksa menunda istirahatnya, duhai mereka tetap bersinar karena dzikirnya.
Sungguh para malaikat menyerahkan catatan dengan senyum terindah mereka.
Dan malam ini iblis mengadakan rapat besar. Menyiapkan strategi yang lebih canggih. Mungkin ia akan membayangi dunia maya. Menyebarkan kemaksiatan lewat gelombang-gelombang elektromagnetik. Bersiaplah duhai saudaraku.. kau sasaran berikutnya…
Hem.. adakah cerita ini menjejak ketanah? Betul-betul terjadi diIndonesia? InsyaAlloh.. saya percaya, masih banyak orang-orang baik dikeliling kita… ^_^
SALAM UKHUWAH FILLAH
0 komentar:
Posting Komentar