kisah ini bermula sekitar setahun yang lalu di suatu pagi yang tak begitu cerah ku buka mata ini saat mendengar suara adzan yang bersaut sautan dipagi yang masih cukup gelap dipandangan mata. setelah subuh ku baca beberapa halaman Al Qur'an dan setelah itu karena mataku masih agak mengantuk aku tidur lagi, kebetulan hari ini aku kuliah agak siang. o iya aku disini adalah seorang lelaki sederhana yang sedang menimba ilmu dibangku perkuliahan di salah satu universitas swasta dijogja, sebut saja aku Zaini.
setelah bangun betapa kagetnya aku melihat diluar masjid tempat aku tinggal, debu bertebaran menutupi atap lantai 2 masjidku. setelah aku turun ternyata di bawah pun tak jauh berbeda. hari itu gunung merapi sedang menunjukan aktivitasnya memuntahkan isi perut bumi.
setelah mandi dsb aku berangkat kuliah. disepanjang jalan mobil, motor, bis, jalan raya hampir semua diselimuti oleh debu merapi. mungkin ini semua adalah sebuah sebuah ujian bagi penduduk jogja dan warga sekitar merapi khususnya bagi mereka yang berpikir dan mampu bermuhasabah diri akan peringatan-Nya
ternyata hari itu kuliah diliburkan hingga sampai batas waktu yang tidak ditentukan. ketika itu aku senang karena bisa sedikit istirahat namun juga sedih karena teringat akan saudara saudaraku yang sedang terkena musibah.
pada hari berikutnya dari organisasi mahasiswa kampus membuka pendaftaran relawan merapi dan bantuan logistik. kuputuskan untuk ikut menjadi relawan ke sebuah daerah di dekat candi Prambanan selama 3 hari. setelah kumandaftarkan diri hari itu juga aku berangkat kesana.
sampai disana aku bingung harus berbuat apa, dan akhirnya ku diajak oleh relawan yang bertugas sebelumnya untuk berkenalan dengan relawan lain. dan disinilah awal pertemuanku dengan seorang gadis jelita dan muslimah dari tim medis regu penolong sebut saja dia Vita.
"assalamu'alaikum" ucapku saat memasuki ruangan tim medis
"wa'alaikum salam" jawab mereka
"oh ya ni temen2, perkenalkan ada relawan baru dari kampus kami yang akan menggantikan relawan sebelumnya" kata mas Pebri ketua tim relawan dari kampusku di tempat pengungsian itu
sambil mengatupkan tanganku "kenalin, Zaini" katakau
"oh iya, vita"
dan seterusnya aku berkenalan dengan tim medis lain. waktu itu aku masih biasa biasa saja, dan begitu pun dengan dia
keesokan harinya kami tim relawan dari kampusku diajak sarapan bareng dengan relawan tim medis semalam termasuk juga vita. sambil makan kami ngobrol ngalor ngidul untuk mengenal satu sama lain. setelah makan kami pun membereskan piring gelas dsb. setelah selesai kami dari kampusku dan relawan salah satu kampus lain mencoba membuat kegiatan untuk anak2. pagi itu kami sepak bola bersama anak2. begitu menyenangkan dan juga melelahkan
hari berikutnya aku berpikir mengapa aku tidak mengajari anak anak sholat saja? kulihat setiap sholat jamaah di masjid darurat hanya sedikit yang ikut sholat berjamaah. kebetulan di netbookku ada kartun sifat sholat Nabi yang Insya Allah menarik untuk mereka.
setelah bangun betapa kagetnya aku melihat diluar masjid tempat aku tinggal, debu bertebaran menutupi atap lantai 2 masjidku. setelah aku turun ternyata di bawah pun tak jauh berbeda. hari itu gunung merapi sedang menunjukan aktivitasnya memuntahkan isi perut bumi.
setelah mandi dsb aku berangkat kuliah. disepanjang jalan mobil, motor, bis, jalan raya hampir semua diselimuti oleh debu merapi. mungkin ini semua adalah sebuah sebuah ujian bagi penduduk jogja dan warga sekitar merapi khususnya bagi mereka yang berpikir dan mampu bermuhasabah diri akan peringatan-Nya
ternyata hari itu kuliah diliburkan hingga sampai batas waktu yang tidak ditentukan. ketika itu aku senang karena bisa sedikit istirahat namun juga sedih karena teringat akan saudara saudaraku yang sedang terkena musibah.
pada hari berikutnya dari organisasi mahasiswa kampus membuka pendaftaran relawan merapi dan bantuan logistik. kuputuskan untuk ikut menjadi relawan ke sebuah daerah di dekat candi Prambanan selama 3 hari. setelah kumandaftarkan diri hari itu juga aku berangkat kesana.
sampai disana aku bingung harus berbuat apa, dan akhirnya ku diajak oleh relawan yang bertugas sebelumnya untuk berkenalan dengan relawan lain. dan disinilah awal pertemuanku dengan seorang gadis jelita dan muslimah dari tim medis regu penolong sebut saja dia Vita.
"assalamu'alaikum" ucapku saat memasuki ruangan tim medis
"wa'alaikum salam" jawab mereka
"oh ya ni temen2, perkenalkan ada relawan baru dari kampus kami yang akan menggantikan relawan sebelumnya" kata mas Pebri ketua tim relawan dari kampusku di tempat pengungsian itu
sambil mengatupkan tanganku "kenalin, Zaini" katakau
"oh iya, vita"
dan seterusnya aku berkenalan dengan tim medis lain. waktu itu aku masih biasa biasa saja, dan begitu pun dengan dia
keesokan harinya kami tim relawan dari kampusku diajak sarapan bareng dengan relawan tim medis semalam termasuk juga vita. sambil makan kami ngobrol ngalor ngidul untuk mengenal satu sama lain. setelah makan kami pun membereskan piring gelas dsb. setelah selesai kami dari kampusku dan relawan salah satu kampus lain mencoba membuat kegiatan untuk anak2. pagi itu kami sepak bola bersama anak2. begitu menyenangkan dan juga melelahkan
hari berikutnya aku berpikir mengapa aku tidak mengajari anak anak sholat saja? kulihat setiap sholat jamaah di masjid darurat hanya sedikit yang ikut sholat berjamaah. kebetulan di netbookku ada kartun sifat sholat Nabi yang Insya Allah menarik untuk mereka.
0 komentar:
Posting Komentar