setelah aku menyampaikan tawaranku pada Vita. kami pun jarang berhubungan, hanya terkadang saja ketika seperti yang telah kusebutkan cuma ketika punya sms nasihat saja saling ingat mengingatkan dalam kebaikan.
pasca bencana merapi mereda dan aku pun kembali ke bangku perkuliahan seperti biasa. sibuk dengan kuliah sibuk juga dengan organisasi dakwah kampus. tapi tentu aku menitik beratkan pada kuliahku. tapi ku berusaha tetap seimbang keduanya.
suatu ketika dalam serangkaian sms ku dengan Vita. dia bertanya padaku
"ehm. maaf ya mas sekarang aku belum bisa menjawab tawaran mas waktu itu. tapi mas punya cadangannya kan selain aku?" kata Vita
"cadanganya belum jelas. Insya Allah sebelum kamu memberikan jawaban pasti aku belum akan mencari yang lain" kataku
"soalnya gini mas, setelah lulus nanti aku diberik amanah oleh orang tua ku untuk menggantikannya, trus ayahku memintaku setelah lulus untuk bekerja di Belanda" jawabnya
setelah menerima jawaban itu aku merasa seperti tidak memiliki harapan lagi akan dirinya. dilihat dari sisi materi sepertinya dia jauh lebih mapan dari keluargaku. tapi aku ingat akan sebuah hadits yang mana Allah SWT tidak memandang rupa dan harta, tapi melihat hati dan amal kita. “Sungguh Allah tidaklah melihat kepada rupa dan harta kalian, akan tetapi Dia melihat hati dan amalan-amalan kalian.” (HR. Muslim).
"yang namanya rizki sudah ada yang mengatur, alangkah baiknya aku syukuri saja segala nikmatNYA padaku. masih banyak orang yang bernasib tidak sebaik aku, masih ada orang yang untuk makan saja masih susah. ah, aku takut jika aku melihat orang di atasku terus nanti malah jadi orang yang kufur akan nikmatNYA. lagi pula Allah melihat dari sisi Ketakwaan seseorang" gumamku dalam hati
setelah percakapan di atas aku jagi kepikiran tentang cadangan. dan inilah awal dari kesalahanku bermula. aku tidak menepati janjiku untuk menunggu kepastian jawabannya. ya Allah bodohnya aku ini
saat itu aku kenal dengan seorang wanita muslimah yang aktif dalam dakwah baik untuk akhwat maupun yang campur. dia memiliki pemahaman akan Islam yang bagus, keistiqomahannya Insya Allah tak diragukan lagi. sebut saja namanya Nia. sering kami berdiskusi sama sama dan akhirnya dia menawariku untuk membantunya untuk menjadi salah satu admin di pagenya.
"Akhi. mau gak bantuin aku? tanya Nia padaku
"bantuin apa ukh? jawabku
"akhi mau gak bantu aku jadi admin page ku"jawabnya
"jika menurutmu aku mampu. Insya Allah ku bantu"jawabku
"ok, tunggu konfirmasi dari aku ya"jawabnya
"iya" jawabku
beberapa waktu berselang dia memintaku untuk posting artikel dipagenya.
"akhi, posting artikel dong dipage kita." katanya waktu itu lewat inbox
"ok" jawabku
akupun posting sebuah artikel yang aku ambil dari aplikasi al sofwah buletin yang pernah ku download.
"artikelnya bagus akh" kata Nia lewat inbox
"alhamdulillah" jawabku
setelah itu aku pun aktif di page dakwah itu. dan hubungan kami berdua pun semakin dekat. sebelumnya lewat inbox saja sekarang kami sering sms. untuk memudahkan dalam hubungan ketika ada sesuatu di page kami. karena terkadang ada posting liker yang agak "nyeleneh" kami langsung saling menghubungi untuk segera ditindak lanjuti.
pasca bencana merapi mereda dan aku pun kembali ke bangku perkuliahan seperti biasa. sibuk dengan kuliah sibuk juga dengan organisasi dakwah kampus. tapi tentu aku menitik beratkan pada kuliahku. tapi ku berusaha tetap seimbang keduanya.
suatu ketika dalam serangkaian sms ku dengan Vita. dia bertanya padaku
"ehm. maaf ya mas sekarang aku belum bisa menjawab tawaran mas waktu itu. tapi mas punya cadangannya kan selain aku?" kata Vita
"cadanganya belum jelas. Insya Allah sebelum kamu memberikan jawaban pasti aku belum akan mencari yang lain" kataku
"soalnya gini mas, setelah lulus nanti aku diberik amanah oleh orang tua ku untuk menggantikannya, trus ayahku memintaku setelah lulus untuk bekerja di Belanda" jawabnya
setelah menerima jawaban itu aku merasa seperti tidak memiliki harapan lagi akan dirinya. dilihat dari sisi materi sepertinya dia jauh lebih mapan dari keluargaku. tapi aku ingat akan sebuah hadits yang mana Allah SWT tidak memandang rupa dan harta, tapi melihat hati dan amal kita. “Sungguh Allah tidaklah melihat kepada rupa dan harta kalian, akan tetapi Dia melihat hati dan amalan-amalan kalian.” (HR. Muslim).
"yang namanya rizki sudah ada yang mengatur, alangkah baiknya aku syukuri saja segala nikmatNYA padaku. masih banyak orang yang bernasib tidak sebaik aku, masih ada orang yang untuk makan saja masih susah. ah, aku takut jika aku melihat orang di atasku terus nanti malah jadi orang yang kufur akan nikmatNYA. lagi pula Allah melihat dari sisi Ketakwaan seseorang" gumamku dalam hati
setelah percakapan di atas aku jagi kepikiran tentang cadangan. dan inilah awal dari kesalahanku bermula. aku tidak menepati janjiku untuk menunggu kepastian jawabannya. ya Allah bodohnya aku ini
saat itu aku kenal dengan seorang wanita muslimah yang aktif dalam dakwah baik untuk akhwat maupun yang campur. dia memiliki pemahaman akan Islam yang bagus, keistiqomahannya Insya Allah tak diragukan lagi. sebut saja namanya Nia. sering kami berdiskusi sama sama dan akhirnya dia menawariku untuk membantunya untuk menjadi salah satu admin di pagenya.
"Akhi. mau gak bantuin aku? tanya Nia padaku
"bantuin apa ukh? jawabku
"akhi mau gak bantu aku jadi admin page ku"jawabnya
"jika menurutmu aku mampu. Insya Allah ku bantu"jawabku
"ok, tunggu konfirmasi dari aku ya"jawabnya
"iya" jawabku
beberapa waktu berselang dia memintaku untuk posting artikel dipagenya.
"akhi, posting artikel dong dipage kita." katanya waktu itu lewat inbox
"ok" jawabku
akupun posting sebuah artikel yang aku ambil dari aplikasi al sofwah buletin yang pernah ku download.
"artikelnya bagus akh" kata Nia lewat inbox
"alhamdulillah" jawabku
setelah itu aku pun aktif di page dakwah itu. dan hubungan kami berdua pun semakin dekat. sebelumnya lewat inbox saja sekarang kami sering sms. untuk memudahkan dalam hubungan ketika ada sesuatu di page kami. karena terkadang ada posting liker yang agak "nyeleneh" kami langsung saling menghubungi untuk segera ditindak lanjuti.
0 komentar:
Posting Komentar