Rabu, 11 Mei 2011

Sepenggal Puisi Cinta untuk Suamiku

Sudah berapa purnama kita bersama, Sayang?

Melalui detik yang bergulir di tangkai-tangkai hari

Melewati hari yang menelisik pucuk-pucuk waktu

Berlarian aku memunguti percikan-percikan cintamu yang berserakan dimana-mana seperti randu yang meranggas

Engkau melenakanku dengan kelembutan sikapmu

Kedewasaan pikiranmu menghisap habis remah-remah ke-egoisanku

Memanjakanku hingga aku kewalahan menggapai malam

Menaburiku dengan gula-gula dari ladang kesetiaan

Betapa beruntungnya aku sampai tak sadar embun melirikku cemburu


Sayang, tahukah engkau?

Tidak sedkitpun terselip sesal saat dua tahun lalu engkau tanpa malu-malu mencuri aku dari Ibuku

Karena jauh-jauh hari kau telah berhasil mencuri hati keluargaku, memborongnya satu per satu

Dan sayang, tahukah engkau?

Betapa kebahagiaan menggenang saat aku mengandung Buah Cinta kita

Menenggelamkanku dalam kolam madu karena sebentar lagi akan ada seseorang yang memanggil kita Ayah dan Bunda

Sang Malaikat elok yang hadir sembilan bulan kemudian, bernama Rafif Arshad Dianto


Sayang, masih beribu purnama menanti untuk kita kunjungi

Berjuta mimpi menunggu untuk disambangi

Maka dekap aku erat, genggam jemariku lekat

Kita kayuh perahu bersama agar tak oleng ditelan ombak

Jangan hiraukan mendung yang sesekali menggelayut manja

Atau kerikil tajam yang terinjak tak sengaja pada alas sepatu

Karena aku yakin bahwa awan bahagia akan tetap menaungi kita

Sayang, larutkan jiwa dan ragaku dengan secangkir cinta yang kau punya

Setiap hari, tanpa henti, hingga purnama silih berganti 

I love you so much. Thanks for everything that you gave to me .....

0 komentar:

Posting Komentar