Jumat, 11 November 2011

Menjaga Aib Suami

Manusia tidak ada yang sempurna.Begitupun dalam keseharian suami istri,pastilah banyak kekurangan disana sini.

Ketika seseorang telah menikah, maka istri dan suami telah menjadi satu bagian. Mereka bagaikan pakaian bagi satu sama lain. Dan fungsi utama pakaian adalah menutup aurat. Artinya, masing-masing suami istri harus berusaha menutupi aib pasangannya, dan pantang mengungkapkannya kepada orang lain, meski keluarga sendiri.

Namun sering kita jumpai realita menyedihkan di luar sana. Banyak kaum wanita ibu-ibu bergunjing membicarakan aib cacat atau cela yg ada pada suami mereka tanpa perasaan sungkan ataupun canggung. Bahkan di mata mereka hal tersebut terbilang remeh ringan dan begitu gampang meluncur dari lisan.

Obrolan-obrolan vulgar yang menyangkut masalah kekurangan pada suaminya ketika melakukan hubungan badan dibuka secara blak-blakan. Mereka membeberkan masalah hubungan seksual sambil tertawa-tawa. Ketika asyik membicarakan kekurangan suami seakan lupa dgn diri sendiri. Seolah diri sendiri sempurna tiada cacat dan cela.

Pernahkah kita sejenak mengingat pesan Rasulullah SAW, berikut ini,

“Dari Abu Sa’id al-Kudriy, IA berkata, Rasulullah saw bersabda : “Sesungguhnya manusia yang paling jelek kedudukannya di Hari kiamat adalah seorang laki-laki (suami) yang bercampur (bersetubuh) dengan istrinya, kemudian membeberkan rahasia (istri)-nya tersebut.” (HR. Muslim)


Manusia penuh dengan kekhilafan, begitupun sang suami. Sebaik baiknya beliau, pastilah mempunyai kekurangan, aib, cacat dan cela. Akan lebih baik jika kita menyimpan rapat rapat semua itu, dan menyibukkan diri ini utk memeriksa dan menghitung dan memperbaiki aib kita sendiri. Insyaallah hal itu sudah menghabiskan waktu tanpa sempat memikirkan dan mencari tahu apalagi membeberkan kekurangannya. Lagi pula orang yg suka mencari-cari kesalahan orang lain utk dikupas dan dibicarakan atau diceritakan di hadapan manusia Allah Subhanahu wa Ta’ala akan membalas dgn membongkar aib walaupun ia berada di dlm rumahnya.

Perkuatlah prinsip bahwa suami adalah separo dari kita, menceritakan kekurangannya sama seperti menelanjangi diri kita sendiri. Perbuatan seperti ini selain tdk pantas menurut perasaan dan akal sehat kita, ternyata syariat yg mulia pun mengharamkan.Ingatlah, Siapa yg menutup aib seorang muslim yg demikian keadaan Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menutup aib di dunia dan kelak di akhirat.

0 komentar:

Posting Komentar