Rabu, 02 Maret 2011

6 Sifat yang Dibutuhkan Para Orang Tua

Tak mudah memang menjadi orang tua yang dapat menjadi teladan. Dibutuhkan sifat asasi orangtua yang dapat menjadi acuan utama untuk melakukan pendidikan Interventif di rumah. Orang tua yang menjalankan pendidikan interventif perlu memiliki beberapa sifat pokok, yaitu:


1.  Berilmu


Dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al Quran itulah yang haq dari Tuhanmu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya, dan sesungguhnya Allah adalah Pemberi petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus” (Q.S. Al Hajj [22]: 54).

Orangtua sebagai pendidik harus memiliki ilmu tentang pokok-pokok pendidikan yang dibawa oleh syari’at Islam. Menguasai hukum halal dan haram, mengetahui prinsip-prinsip etika Islam, serta memahami secara global peraturan-peraturan Islam. Dengan mengetahui semua ini orangtua dapat tampil bijak, meletakkan segala sesuatu pada tempat yang sebenarnya, mendidik anak pada pokok persyaratannya, dan memperbaiki dengan berpijak pada dasar-dasar yang kokoh dari ajaran Al Qur’an . Jika pendidik mengetahui semua ini lebih-lebih tentang kaidah-kaidah asasi dalam pendidikan anak, maka anak tidak akan dilanda kemelut spiritual moral dan sosial. Allah berfirman bahwa tidaklah sama antara orang-orang yang berilmu pengetahuan dengan yang tidak berilmu pengetahuan. (QS. 39: 9)



2. Taqwa


Dan sesungguhnya Al Quran itu benar-benar suatu pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa” (Q.S. Al Haaqqah [69]: 48).

Sifat penting lain yang harus dimiliki orangtua sebagai pendidik adalah taqwa, yaitu menjaga diri dari siksa Allah dengan mengerjakan amal saleh dan merasa takut kepadaNya, baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, artinya mengerjakan segala perintah Allah dan meninggalkan laranganNya. Adapun ciri-ciri orang yang taqwa adalah :

  • memiliki keyakinan yang kuat.
  • selalu bersyukur atas apa yang dikaruniakan Allah kepadanya walaupun berbentuk musibah.
  • memiliki sifat memaafkan dan mengasihi terhadap sesama.


3. Ikhlas

"Katakanlah:  “Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya
dalam (menjalankan) agama ” (Q.S. Az Zumar [39]: 11).

Sifat Ikhlas adalah:
  • selalu meluruskan niat bahwa seluruh aktivitas pendidik yang dilakukannya, baik berupa perintah, larangan, nasehat, pengawasan dan hukuman adalah semata-mata karena dan untuk Allah Ta’ala.
  • pendidik tidak boleh  pamrih atas apa yang dilakukannya, artinya sama sekali tidak boleh menitipkan kepentingannya pada hasil pendidikan yang akan dicapai.
  • melaksanakan pendidikan dengan tidak disertai perasaan terpaksa. Semua langkah-langkah pendidikan harus dilakukan dengan pendidikan harus dilakukan dengan lega dan ringan hati.
Dengan cara-cara tersebut seorang pendidik akan dapat melaksanakan pendidikan dirumah yang terencana, serta mengawasi anak secara terus menerus, di samping mengharapkan pahala dan  keridhaan Allah. Ikhlas dalam perkataan dan perbuatan adalah sebagaian dari asas Iman yang menjadi keharusan Islam. Firman Allah: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali agar menyembah Allah dengan memurnikan ketaatannya dengan ikhlas.” (QS. 98: 5).


4. Santun

“Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya” (QS. Al Baqarah [2]: 207).

Sifat pokok lain yang menolong keberhasilan pendidik dalam tugas kependidikannya di samping tanggung jawabnya membentuk dan memperbaiki, adalah   sifat santun. Dengan sifat santun anak akan tertarik pada pendidiknya sebab anak akan memberikan tanggapan positif pada perkataannya. Dengan kesantunan pendidik anak akan berhias dengan akhlak yang terpuji, dan terhindar dari perangai yang tercela. Ciri-ciri santun adalah:
  • lembut dalam kata-kata, perintah maupun larangan.
  • penyayang terhadap sesamanya apalagi terhadap orang-orang yang lebih lemah dan orang yang lebih tua.
  • menjadi penolong pada saat orang lain memerlukan pertolongannya.


5.  Bertanggung Jawab

“Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya”  (QS. Al Muddatstsir [74]: 38).

Rasa tanggung jawab penting sekali dalam pendidikan anak. Rasa tanggung jawab akan mendorong pendidik untuk mengawasi anak dan memperhatikannya, mengarahkan dan mengikutinya, membiasakan dan melatihnya. Rasa tanggung jawab menimbulkan keyakinan bahwa jika melalaikannya pada suatu ketika, secara bertahap si anak akan terjerumus pada jurang kerusakan. Oleh karenanya, maka sifat tanggung jawab harus dimiliki dan selalu ditingkatkan. Adapun ciri-ciri tanggung jawab ialah:
  • selalu siap dan berada dalam keadaan membimbing.
  • menjalankan amanah pendidikan dengan sebaik-baiknya.
  • konsisten pada perbuatan yang dilakukannya.


6. Sabar

“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah berserta orang-orang yang sabar” (Q.S. Al Baqarah [2]: 153).

Sabar di dalam Islam bukan berarti menyerah atau mengikuti arus atau dengan kata lain menyesuaikan dengan keadaan. Sabar adalah ketegaran dalam mempertahankan prinsip dan kebenaran di tengah-tengah derasnya arus tantangan dan hambatan. Adapun ciri-ciri dari sabar adalah:
  • selalu mengupayakan langkah-langkah pendidikan.
  • tabah dalam menghadapi hambatan dan tantangan pendidikan.
  • selalu tenang dan mohon pertolongan kepada Allah.
  • menyerahkan hasil usahanya pada keputusan Allah

0 komentar:

Posting Komentar