Senin, 04 Juli 2011

"Adzan Vs TV"

Sayup-sayup terdengar suara Adzan maghrib, Xeny masih asyik menonton acara kesayangannya di salah satu Tipi Swasta. Matanya enggan berkedip dan mulutnya sibuk mengunyah snack, dialog demi dialog di tipi ia resapi tanpa menghiraukan suara Adzan yang mulai memanggil ummat islam untuk melaksanakan sholat.

“Kakak, yg mau cholat” ajak Zira, dedeknya yg masih umur 6 tahun. Mukena mini yg membingkai badan mungilnya membuat Zira tampak semakin imut nan cantik. Xeny melirik sejenak kea rah Zira lalu menfokuskan lagi kea rah tipi.
“Xeny ayo’ yang mau sholat, matikan dulu tivinya. Nanti nonton lagi…!!” sambung bunda.
“ Hmm Nanggung ne Bun, iya ntar Xeny sholat…bentar kok bun “ rengek Xeny,
“ Xeeen….Nontonnya bisa dilanjutkan nanti, waktu maghrib gak panjang,,” Ayah ikut mengingatkan
“ Lagi seru-serunya ne Yah, Xeny pasti sholat kok…nunggu satu iklan” Xeny tetap gak mau beranjak dari depan tipi.

Akhirnya Bunda dan Ayah membiarkan, karena mereka juga yakin Xeny akan sholat.
Disaat Ayah, Bunda dan de’ Zira sholat berjama’ah, Xeny ketawa cekikikan liat adegan lucu yg disajikan. Tiba-tiba

“ Gleeeeek” listrik mati, lampu padam dan otomatis tipi ikut-ikutan merem…

“AstaghfiruLLah…..mati lampu, Ayaaaaah….Xeny takut “ Xeny yang takut akan kegelapan seperti ayam kehilangan induknya. Gadis yg masih duduk dibangku es em pe kelas 1 ini diam di tempat gak berkutik.

Bayangan-bayangan aneh di fikirannya mulai menghantui, gelap banget. Entah kenapa tiba-tiba dirinya ingat akan cerita Bu Ida sang guru agama kalau di dalam kubur itu gelap hanya diterangi oleh cahaya amal, terutama amal sholat.  Ketakutan karena belum menunaikan sholat magrib menyesakkan dada Xeny.

“ Allah Allah Allah…..” bisik Xeny berulangkali mengikuti detak jantungnya. Berharap hatinya sedikit tenang..
“Ayaaaah……” teriak Xeny ,
“ iya sebentar “ sahut ayah yg kedengarannya sedang menghidupkan korek api. Tidak berapa lama kemudian, ayah menghampiri Xeny dengan membawa lilin. Sedikit cahaya lilin dalam keadaan gelap gulita sangatlah berarti,,
“ Ayah…gimana ne, Xeny belon sholat. Xeny takut yg mau ke kamar mandi “ Ucap Xeny sedikit memelas.
“ Ayah sering bilang Sholat tuh gak baik ditunda, kalau sudah seperti ini  jadi repot sendiri !!!”  Ayah sedikit geram, Xeny tak membantah, mengakui kesalahannya. Akhirnya Xeny ke kamar mandi diantar ayah dan ditemani cahaya lilin.

Usai mengambil wudhu’ Xeny menuju musholla menghampiri bunda dan de’ Zira…Dirinya_pun memakai mukenah siap untuk melaksanakan sholat maghrib.
Ayah kembali duduk di atas sajadah melanjutkan lagi wiridanya yg sempat terputus, sementara itu bibir bunda terus bersholawat sambil memangku de’ Zira yg juga takut sama gelap. Tuntas sudah 3 rakaat dijalankan dengan tertib oleh Xeny, biasanya setelah salam, berdoa sebentar dia langsung cabut ngelanjutin hobynya nonton tipi. Tapi kali ini nggak, ia mengikuti bunda bersholawat dan beristighafar. Ber- dzikir dalam keadaan gelap dan hening seperti ini ternyata bisa menambah kekhusyukan, dzikir demi dzikir yang diucapkan oleh lisan terasa benar resapannya.
Selang beberapa menit,

“Cliiiing ….. !!” lampu hidup!
“ AlhamduliLLah …. “ ucap mereka hampir bersama’an dengan wajah sumringah.
“ Xen, jangan nonton tivi dulu. Baca Al-qur’an sekalian kita nunggu waktu isya’” Tegur Ayah saat melihat Xeny hendak beranjak dari duduknya. Xeny menurut sambil mengembangkan senyuman.

0 komentar:

Posting Komentar