Selasa, 24 Mei 2011

Selamat Datang di Realita (Susahnya Istiqomah...!)

Assalamu’alaikum….wr.wb

593131114lWELCOME TO REALITY….

Itulah yang mereka katakan…selamat datang di realitas kehidupan. Ana tercengang dengan kalimat yang terlontar dari bibir seorang (mantan) aktivis dakwah kampus.
 
Awalnya ana berpapasan dengan salah seorang alumni. Ana sempat tidak mengenalinya ketika dia menegur…Masya Allah si akhwat ini…wajah polosnya dulu kini penuh dengan make-up tebal, bibirnya yang berwarna pink mengkilap karena disapu lipgloss glossy, pipinya dihiasi warna merah palsu dari alat make up bernama blush on…Tabaruj yang luar biasa!! 


Yang lebih membuat ana beristighfar dalam hati adalah panjang jilbabnya yang dulu menutupi dada dan punggungnya, kini hanya sebatas leher dengan balutan pakaian yang cukup ketat, celana panjang yang cukup membuatnya sulit bergerak plus sepatu hak tinggi… 


Lalu dia berkata ketika ana tak mampu berkata-kata, ”aneh ya ngeliat aku?, welcome to the reality ya ukhti….ini lah realitas yang akan kamu hadapi di luar kampus”, katanya. Ana sempat memperhatikan matanya ketika mengatakan hal itu, sebenarnya dia pun merasa ketakutan dan merasakan kesedihan yang mendalam dengan kondisinya saat itu. 


Itu tadi kisah teman ana yang akhwat…ada lagi cerita tentang teman ana yang seorang (dulunya) ikhwan… 


Waktu itu ana di beri amanah oleh bunda tercinta ana untuk membeli sesuatu di pusat perbelanjaan, sekalian ana mampir ke toko sepatu untuk sekedar melihat-lihat. Ketika sedang mencoba sepatu, ana melihat sesosok pria yang cukup ana kenal meskipun lama tak melihatnya sedang melihat-lihat di counter sepatu wanita. Tiba-tiba dia pun melihat ana dan langsung menarik tangan seorang wanita cantik, berlalu langsung pergi. Ia sempat melintas di hadapan ana sambil senyum lalu dan keluar dari toko tersebut. 


Itu hanya cerita dua orang teman ana yang cukup ana kenal baik kepiawaiannya ketika berdakwah waktu itu. Tapi kini?, begitu beratkah ujian di luar sana hingga sulit bagi mereka untuk Istiqomah (konsisten). Mereka adalah orang-orang yang ’mengerti’ atau ’paham’ tentang esensi nilai-nilai syar’i…tapi mengapa melakukan hal-hal yang mereka tahu hukumnya … bukankah itu munafik??Naudzubillah …. naudzubillahimindzalik …. 


Awalnya ana berpikir cukup picis dan bersu’udzan terhadap mereka. Setelah memasuki dunia kerja…ana mulai mengerti apa yang dikatakan teman ana dengan ’reality’…disinilah sebenarnya..kita punya pilihan…tersibgoh atau men-sibgohi ? kalau kita putih dan lingkungan berwarna merah, bisakah kita membuat lingkungan itu menjadi pink karena kita atau bahkan menjadi putih karena pengaruh kita? Atau malahan kita yang jadi pink bahkan merah karena tak mampu menguasai diri? 


Paling tidak kita bisa bersikap istiqomah dengan pendirian kita, meskipun kita akan merasa asing dimata mereka. Bukankah ciri orang yang hatinya dekat pada Allah akan merasa asing di sekeliling lautan manusia? Ada banyak tuntutan yang harus dipenuhi, kita bisa bersikap fleksibel tapi kita juga harus punya sikap tegas..inilah kita…so, deal with it!!! 


Jadi ingat seorang sahabat yang (Insya Allah) syahid…ketika hendak mengisi acara dauroh di kawasan Puncak, dia meninggal di tengah perjalanannya padahal seminggu lagi Ia akan menyudahi kesendiriannya dengan menikah. Tapi Allah tak sabar untuk bertemu dengan hambaNya yang soleh…begitu juga dengan bidadari yang merengek untuk segera dipertemukan dengan calon suaminya…Wallahu’alam bishowab…. 


Ada lagi yang luar biasa. Ana punya seorang kenalan dengan ikhwan Palestina, melalui ruang chatting ana cukup sering bercakap dengannya tentang perjuangan mereka dan perkembangan terakhir disana dengan bahasa campuran Inggris dan Arab ’seadanya’. Dia mengatakan saat itu sedang berada di kantor untuk kehidupan dunianya, pada malam hari adalah gilirannya untuk jaga di perbatasan Gaza atau Jenin bahkan terkadang di Tepi Barat bersama puluhan teman-temannya, untuk kehidupan akhiratnya. Lama tak bersua di ruang Chat, hingga ana berfikir…mungkinkah dia syahid. Padahal waktu itu  usianya baru 22 tahun. 


Alangkah indahnya jika hidup ini bisa dijalani dengan seimbang namun di landasi dengan keistiqomahan. Untuk menjadi istiqomah memang sulit, jangankan untuk tindakan jangka panjang…istiqomah dalam perkataan saja sudah cukup sulit… 


Meskipun tidak sedikit yang ’beralih’, tapi masih banyak juga yang tetap istiqomah dengan apa yang mereka yakini. Meerka berpegang teguh kepada kebenaran, bisa membedakan mana yang haq dan mana yang bathil. Mana yang ’should do’ dengan yang ’shouldn’t do’. Rasulullah pernah bilang, ”kelak menjelang akhir zaman, istiqomah dalam Islam seperti menggenggam bara api di tangan”. Disinilah kegundahan Rasulullah terhadap kondisi ummatnya menjelang akhir zaman, dimana Rasulullah menyebut-nyebut kita sebagai ummatnya . . . ummati . . . ummati . . . ummati yang artinya ummatku. 


Ana malu menyebut diri sebagai aktivis dakwah meskipun ana bergerak aktif dalam organisasi ini di kampus, SMA, remaja masjid sampai kepartaian. Karena nama itu hanya pantas disandang oleh orang yang benar-benar hidupnya hanya untuk dakwah dan ke-mashalatan ummat. Gelar kehormatan itu hanya Allah dan masyarakat sekitar yang menilai, karena mereka lah yang dapat merasakan keberhasilan bahkan kegagalan dakwah kita. Tapi hanya Allah yang lebih ber-hak menilai usaha kita dan menentukan hasilnya. Lihat deh . . . surat At-Taubah ayat 105, kalian akan lihat apa yang Allah katakan melalui Rasulullah SAW. 


Ada lagi yang lebih aneh, suatu hari ada seorang mad’u yang sedang menyelesaikan tugas skripsinya. Karena menjelang deadline skripsi alias draft, dia makin sibuk nyari data ngetik sana-sini. Karena merasa waktunya terbatas dan tak punya waktu selain ngerjain tugas-tugasnya, dia izin ke murobbinya untuk tidak Liqo beberapa waktu kedepan. Anehya lagiii . . . murobbinya ini mengizinkan. Rasulullah saja ditegur Allah saat memberi izin prajuritnya untuk tidak berperang. Coba buka surat At-Taubah ayat 43, ”. . . mengapa engkau memberi izin kepada mereka (untuk tidak ikut berperang), sebelum jelas bagimu orang-orang yang benar-benar (berhalangan) dan sebelum engkau mengetahui orang-orang yang berdusta”


Melihat kondisi yang seperti ini, pantaslah Rasulullah bilang kepada mereka (para sahabat) yang banyak tertawa pada saat bersama Rasulullah. ”jika kalian mengetahui apa yang aku ketahui dan melihat apa yang aku lihat, niscaya kalian akan sedikit tertawa san banyak menangis”


Ya . . . Rasulullah, baru merasakannya saja hati ini sudah pilu. Apalagi harus melihatnya . . . mungkin tak kuasa menahan tangis karena tak banyak yang bisa dilakukan dengan kondisi ummat yang telinganya tengah tersumbat dengan musik-musik yang membuat kepala mereka maju mundur seperti unta, yang hatinya mengeras karena banyaknya kebenaran yang mereka ingkari, dan yang buta matanya karena berusaha menutup mata ketika melihat kemerosotan ummat saat ini. 


Mari bersama-sama kita melakukan introspeksi diri . . . beristighfar memohon ampun kepada Allah . . . semoga ana, antum dan antunna sekalian tidak termasuk pada golongan tersebut. ”barang siapa yang menyerupai suatu golongan, maka dia adalah golongan ummat tersebut” . Yakni golongan orang-orang kafir yang menggembar-gemborkan 6 F (Fun, Fashion, Film, Food, Finance, Fiction) sebagai falsafah hidup yang kudu dijalanin supaya kita bahagia…Naudzubillah.

Yang lebih senang baca Harry Potter sampai 5 jilid dari pada baca Al-Qur’an yang cuma satu jilid, yang lebih senang mendengarkan lagu Ungu atau BCL (Bekasi, Cililitan, ancoL . . . hehe . . . bercanda . . . . afwan . . . maksud ana Bunga Citra Lestari) dari pada dengar murottal Qur’an, yang lebih suka menghapal lagu yang lagi populer dari pada ngapalin Al-Qur’an . . . (yaa . . . paling ngga juz 30 nya). 


Ana menulis ini bukan hanya sebagai bahan renungan untuk Antum, tapi juga introspeksi diri ana . . . semoga Allah tidak menggolongkan ana pada orang yang kaburomaktan (As-Shaff : 3). 


Akhirul kalam…semoga Allah memudahkan langkah kita untuk tetap berkontribusi dalam dakwah, istiqomah dalam melangkah dan tetap pada barisan. Hingga kelak suatu hari jika Allah bertanya, kita tak akan malu menjawabnya…. 


Wassalamu’alaikum….wr.wb

0 komentar:

Posting Komentar